Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Author Archives: Taufiq

pacman -Syu

0 Comments

Kemaren saya barusan melakukan upgrade system total di Arch Linux yang terinstall di laptop saya. Ketika itu saya tergoda untuk menjajal KDE yang baru versi 4.6, dan kernel juga baru 2.6.38 yang saya liat di exploit-db belum ada bug-nya. hehe

Tapi kalo cuma upgrade KDE sama kernel thok kok kayaknya nanggung, akhirnya sekalian aja -Syu. Terakhir saya -Syu itu adalah kira2 bulan Maret atau April 2010, atau kira2 setahun yang lalu. Dan dengan ini, Arch Linux mendapat gelar sebagai Linux terlama yang terinstall di laptop saya. Dan karena sudah lama sekali gak utak-utik dengan Linux fresh install atau fresh upgrade, saya jadi lupa banyak tentang dasar-dasar perintah di Arch atau bahkan Linux umumnya. hehe

Untung saja ada SIC yang selalu setia update repo, dan Fajar yang mengingatkan saya tentang berbagai perintah dasar di Arch. Dan dalam waktu 2 jam, Linux saya baru!

Tetapi ada beberapa masalah yang masih harus saya benahi, kayak wireless, brightness lcd, dan wicd. Dan untung saja siang ini saya ketemu mas Bima yang dengan sabar ngajarin saya ngompile dan ngupdate driver wireless broadcom secara manual. Dan koneklah wifi saya.

Untuk saat ini, saya merasa nyaman banget pakai Arch, tapi kok kerasa gimana gitu ya kurang hardcore, haha. Mungkin suatu saat saya akan pakai Slackware lagi, suatu saat.

Filed under Linux
Apr 25, 2011

Kepada Hati Itu

0 Comments

Kerasnya hatimu
Aku tak mampu
Aku tak mau
Meminta

Betapa diriku
Terus mencoba
Tapi merasa
Ku tak berdaya

Sepanjang waktumu
Tak kau biarkan
Tak kau lepaskan
Keinginanmu

Mencoba bertahan
Dari hatiku
Keinginanku
Memilikinya

Kepada hati itu
Aku terlena
Dimana kau berada
Aku terbawa

Kepada hati itu
Kuterus mencoba
Dimana kau berada
Engkau milik-Nya

Harumnya nafasmu
Sangat sejuk
Sangat pantas
Dijiwamu

Begitu terasa
Lapar dahaga
Kasih dan cinta
Yang engkau punya

Filed under Musik, My thoughts
Apr 18, 2011

Perbandingan Model TCP/IP dan Model OSI

0 Comments

Model OSI dan model referensi TCP/IP memiliki banyak kesamaan. Keduanya didasarkan pada konsep stack protokol independen. Selain itu, fungsi dari layer-layer yang terdapat di dalamnya juga hampir sama. Misalnya, dalam kedua model tersebut terdapat Transport Layer yang berfungsi untuk memberikan layanan transport network-independent end-to-end untuk memproses komunikasi data. Sehingga layer ini membentuk transport provider.

Pada model TCP/IP, protokol-protokol yang ada tidak dedesain secara kaku seperti layer-layer pada model OSI. Pada TCP/IP terdapat 4 layer fungsional yang merupakan turunan dari area operasi protokol pada layer-layer tersebut, yaitu area software application, koneksi transport end-to-end, internetworking, dan direct links menuju node lain pada local network.

Walaupun secara konsep berbeda dari model OSI, layer-layer ini dapat dibandingkan dengan skema layering berikut:

Internet Application Layer             : OSI Application Layer, Presentation Layer, sebagian Session Layer

Transport Layer                                  : sebagian Session Layer, Transport Layer

Internet (Internetworking Layer) : sebagian Network Layer

Link Layer                                              : Data Link layer, Physical Layer, sebagian Network Layer

 

Pembandingan ini berdasarkan pada 7-layer protocol model yang didefinisikan pada ISO 7498.

Meskipun memiliki kemiripan yang fundamental, kedua model tersebut juga memiliki banyak perbedaan. Pada bagian ini kita akan fokus pada perbedaan utama antara dua model referensi tersebut.

Konsep utama pada model OSI adalah:

1. Services (layanan)

2. Interfaces (antarmuka)

3. Protocols (protokol)

Kontribusi terbesar dari model OSI adalah untuk membuat perbedaan eksplisit antara ketiga konsep tersebut. Setiap layer melakukan beberapa layanan untuk layer di atasnya. Konsep dari layanan adalah menyebutkan apa yang dilakukan oleh layer, bukan bagaimana entitas di atasnya mengakses layer tersebut atau bagaimana layer bekerja. Hal ini mendefinisikan semantik dari layer tersebut.

Antarmuka layer mengatakan kepada proses di atasnya bagaimana cara untuk mengaksesnya. Ini menentukan apa saja parameternya dan apa saja hasil yang diharapkan.

Dan yang terakhir, peer protokol yang digunakan pada sebuah layer adalah bagian layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan semua protokol yang diperlukannya, asalkan tugas yang dibebankan padanya selesai. Walaupun layer ini berubah, namun software pada layer diatasnya tidak akan terpengaruh.

Ide-ide ini sangat baik dan sesuai dengan ide-ide modern tentang pemrograman berorientasi objek. Sebuah objek, seperti layer, memiliki seperangkat metode (operasi) bahwa proses luar objek bisa memanggil objek tersebut. Semantik dari metode ini mendefinisikan set layanan yang ditawarkan objek. Parameter metode dan hasil bentuk antarmuka objek. Kode internal untuk objek adalah protokolnya, dan tidak terlihat dari berbagai kepentingan di luar objek tersebut.

Model TCP/IP tidak jelas membedakan antara layanan, antarmuka, dan protokol. Sebagai contoh, layanan nyata yang ditawarkan oleh Internet Layer hanya SEND IP PACKET dan RECEIVE IP PACKET.

Sebagai konsekuensinya, protokol dalam model OSI lebih tersembunyi secara baik daripada di model TCP/IP dan relatif lebih mudah diganti ketika perubahan teknologi terjadi. Mampu membuat perubahan tersebut merupakan salah satu tujuan utama dari protokol berlapis di tempat pertama.

Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol-protokol yang ada sekarang diciptakan. Layer Data Link awalnya hanya berurusan dengan jaringan point-to-point. Ketika jaringan broadcast muncul, sebuah sublayer baru harus dimasukkan ke model. Ketika orang mulai membangun jaringan nyata dengan menggunakan model OSI dan protokol yang sudah ada, ditemukan bahwa jaringan-jaringan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi layanan yang diperlukan , sehingga sublayers yang konvergen harus dijejalkan ke model.

Dengan TCP/IP, hal yang sebaliknya terjadi: protokol diutamakan, dan model hanya menjadi deskripsi protokol yang ada. Tidak ada masalah ketika protokol harus disesuaikan dengan model. Keduanya sesuai dengan sempurna. Satu-satunya masalah adalah bahwa model tersebut tidak cocok dengan stack protokol lain.

Selain perbedaan filosofis yang spesifik, perbedaan jelas antara kedua model adalah jumlah layer: model OSI memiliki tujuh layer dan TCP / IP memiliki empat layer. Keduanya memiliki (inter) network, transport, dan application layer, tetapi layer lainnya berbeda.

Perbedaan lainnya adalah di pada area komunikasi connectionless dengan connection-oriented. Model OSI mendukung komunikasi connectionless dan connection-oriented pada network layer, tetapi pada transport layer hanya mendukung komunikasi connection-oriented. model TCP/IP hanya memiliki satu mode di network layer (connectionless) namun mendukung kedua mode pada transport layer.

Model referensi TCP/IP Model referensi OSI
Didefinisikan setelah penemuan internet Didefinisikan sebelum penemuan internet
Antarmuka, layanan, dan protokol tidak dibedakan dengan jelas Antarmuka, layanan, dan protokol dibedakan dengan jelas
TCP/IP mendukung Internet Internet tidak didukung
Layering bebas Layering ketat
Standar protokol-dependen Standar protokol independen
Lebih kredibel Kurang kredibel
TCP mengantarkan paket, IP tidak mengantarkan paket Semua paket dapat dikirim
Lebih sederhana, hanya ada 4 layer Kompleks, dengan 7 layer

 

Daftar Pustaka

  • Tanenbaum, Andrew S, Computer Networks, Pearson Education Asia, Prentice Hall, New Jersey, 1996
  • http://tools.ietf.org/html/rfc3439
Apr 12, 2011

I will not be a teacher

0 Comments

My mother was a teacher.

My father is some kind of teacher.

My grandfathers are teachers.

My grandmother is a teacher.

My aunts are teachers.

My uncles are teachers.

even, my sister will going to be a kind of teacher.

 

But, I am Taufiq Sunar. I will not be a teacher.

Filed under My dream, My thoughts
Apr 8, 2011

Township Rebellion

0 Comments

Rebel, rebel and yell
‘Cause our people still dwell in hell
Locked in a cell
Yes, the structure’s a cell
Mad is the story I tell
How long can we wait?
Come on, seein’ what’s at stake
Action for reaction
If your mind’s in a somewhat complacent state
Get a check up
This is a stick up
Our freedom or your life
Lord, I wish I could be peacful
But there can be no sequel
Now freedom must be fundamental
In Johannesburg or South Central
On the mic, ’cause someone should tell ’em
To kick in the township rebellion

Yeah, what about that, sucker?

Yeah, so you thought you could get with the hardlines
That fill your mind
Thoughts, battles fought
And lessons taught
Yes I’ll display the fitness
And flip like a gymnast
Raise my fist and resist
Asleep, though we stand in the midst
Of a war
Gotta get mine
Gotta get more
Keepin’ the mic warm against the norm
‘Cause what does it offer me?
I think often it’s nothin’ but a coffin

Gotta get wreck
Till our necks never swing on a rope
From here to the cape of no hope

Now freedom must be fundamental
In Johannesburg or South Central
On the mic, ’cause someone should tell ’em
To kick in the township rebellion

Why stand on a silent platform?

Fight the war, fuck the norm

Why stand on a silent platform?
Fight the war, fuck the norm
What’s it gonna take?
Euuurrrggghhhhh!
Shackle their minds when they’re bent on the cross
When ignorance reigns, life is lost
Shackle their minds when they’re left on the cross
When ignorance reigns, life is lost
Shackled our minds when we’re bent on the cross
When ignorance reigns, life is lost
Shackled our minds when we’re left on the cross
When ignorance reigns, life is lost, lost, lost!
Shackle your minds and you’re left on the cross!
When ignorance reigns, life is lost!
Just shackle your minds when you’re bent on the cross!
When ignorance reigns, life is lost, lost!

Why stand on a silent platform?
Fight the war, fuck the norm

Filed under My thoughts
Apr 3, 2011

Physical Layer

0 Comments

Dalam sebuah jaringan komputer, terdapat beberapa layer yang saling terhubung dengan layer diatas atau dibawahnya. Layer sendiri adalah kumpulan fungsi yang menerima pesan dari layer diatasnya dan mengirimkan pesan dari layer dibawahnya. Contohnya, ada sebuah layer A yang melayani komunikasi pada sebuah jaringan. Layer ini berjalan bagi aplikasi diatasnya, dan sementara itu layer A juga memanggil layer dibawahnya untuk mengirim dan menerima paket data yang mengisi konten di jalan tadi. Dua hal tadi terkoneksi secara horizontal pada satu layer.

Saat ini pembagian layer pada jaringan komputer internasional diatur dalam Open System Interconnection Model (OSI Model). Dan sebagian besar protokol pada jaringan tersebut berbasis TCP/IP.

Dalam OSI Model, terdapat 7 layer, yaitu application, presentation, session, transport, network, data link, dan physical. Kali ini akan dibahas tentang  physical layer. Layer ini merupakan layer yang paling berhunungan langsung dengan data pada jaringan komputer.

Physical Layer

Physical layer merupakan layer terendah dalam jaringan komputer pada OSI Model. Physical layer terdiri dari teknologi-teknologi transmisi data yang ada pada hardware. Layer ini merupakan fundamental dalam struktur data logikal pada sebuah jaringan. Karena ada banyak sekali teknologi hardware dengan karakteristik yang berbeda di pasaran, layer ini juga merupakan layer yang paling kompleks dalam OSI Model.

Secara nyata, physical layer adalah layer yang mentransmisikan bit data secara nyata pada cabang jaringan yang saling terkoneksikan lewat physical link. Aliran bit data dapat dikelompokkan menjadi kode dalam format words atau simbol, dan kemudian dikonversi menjadi physical signal yang ditransmisikan melalui media hardware. Physical layer menyediakan interface elektrik, mekanik, maupun prosedural untuk media transmisi. Sifat dan bentuk dari konektor elektrik, frekuensi yang dipancarkan, dan skema modulasi dispesifikasikan di layer ini.

Dalam arsitektur jaringan OSI, physical layer menerjemahkan permintaan komunikasi dari data link layer pada operasi hardware untuk mentransmisikan dan menerima sinyal elektronik.

Fungsi-fungsi utama yang dilakukan pada physical layer antara lain:

  • Pengantaran data bit-by-bit atau symbol-by-symbol
  • Menyediakan interface yang terstandarisasi untuk media transmisi physical
  • Sinkronisasi bit dalam synchronous serial communication
  • Start-stop signalling dan flow control dalam asynchronous serial communication
  • Multiplexing, untuk koneksi dengan circuit switched
  • Carrier sense dan collision detection yang disediakan oleh beberapa multiple access protocols level 2
  • Equalization filtering, training sequences, pulse shaping dan pemrosesan physical signal lainnya

Protokol pada physical layer antara lain:

  • Modem jaringan telepon – V.92
  • IRDA Physical Layer
  • USB Physical Layer
  • EIA RS-232, EIA-422, EIA-423, RS-449, RS-485
  • Ethernet physical layer, termasuk 10BASE-T, 10BASE2, 10BASE5, 100BASE-TX, 100BASE-FX, 100BASE-T, 1000BASE-T, 1000BASE-SX
  • 802.11 Wi-Fi Physical Layers
  • DSL
  • ISDN
  • SONET/SDH
  • Optical Transport Network (OTN)
  • GSM Um radio interface physical layer
  • Bluetooth Physical Layer
  • Firewire
  • TransferJet Physical Layer
  • Etherloop
  • ARINC 818 Avionics Digital Video Bus
  • G.hn/G.9960 Physical Layer
  • Controller Area Network (CAN) Physical Layer

Hardware pada physical layer antara lain:

  • Network adapter
  • Repeater
  • Network hub
  • Modem
  • Fiber Media Converter

 

Mar 30, 2011

Perbandingan IPv4 dan IPv6

0 Comments

Internet Protocol (IP) adalah protokol yang digunakan untuk mengirimkan data melalui jaringan dengan packet-switched menggunakan Internet Protocol Suite, atau yang biasa disebut dengan TCP/IP.

IP adalah protokol primer pada Internet Layer yang merupakan bagian dari Internet Protocol Suite dan berfungsi untuk mengantarkan protokol datagram yang berupa paket-paket data dari host sumber ke host tujuan berdasarakan alamat keduanya. Untuk tujuan ini, Internet Protocol mendefinisikan metode pengalamatan dan struktur untuk enkapsulasi datagram. Versi major pertama dari struktur pengalamatan ini, sekarang disebut sebagai Internet Protocol Version 4 (IPv4), dan masih dominan dipakai di Internet seluruh dunia. Dan yang direncanakan sebagai penggantinya, yaitu Internet Protocol Version 6 (IPv6) sekarang juga sudah mulai digunakan. Pada tulisan ini, akan dibahas perbandingan-perbandingan antara IPv4 dan IPv6, yang tentu saja akan terdapat lebih banyak keunggulan pada IPv6.

IPv6 menentukan format paket data baru, yang dirancang untuk meminimalkan pemrosesan header paket oleh router. Karena header paket IPv4 dan paket IPv6 secara signifikan berbeda, dua protokol tidak interoperable satu sama lain. Namun, dalam banyak hal, IPv6 merupakan perpanjangan konservatif dari IPv4. Sebagian besar transport dan protokol application-layer hanya perlu sedikit perubahan atau tidak perlu berubah sama sekali untuk beroperasi pada IPv6. Pengecualiannya antara lain adalah aplikasi protokol yang mengandung alamat internet-layer, seperti FTP dan NTPv3.

Ruang Alamat yang Lebih Besar

Fitur yang paling penting dari IPv6 adalah ruang alamat yang jauh lebih besar daripada di IPv4. Panjang alamat IPv6 adalah 128 bit, sedangkan IPv4 hanya 32 bit. Sehingga, IPv6 mendukung ruang alamat 2^128 atau sekitar 3,4 × 1038 alamat. Sebagai perbandingan, jumlah ini kurang lebih 5 × 1028 alamat untuk masing-masing 6,8 miliar manusia yang hidup di 2010. Alamat yang digunakan pada IPv6 memang lebih panjang, namun dapat menyederhanakan alokasi alamat, memungkinkan route agregasi yang lebih efisien, dan dapat mengimplementasikan fitur pengalamatan khusus. Pada IPv4, metode Classles Inter-Domain routing dikembangkan untuk penggunaan yang lebih baik pada ruang alamat yang kecil. Ukuran standar subnet pada IPv6 adalah 2^64 alamat, yang juga merupakan pengkuadratan jumlah seluruh alamat pada IPv4. Dengan demikian, tingkat pemanfaatan ruang alamat yang sebenarnya akan lebih kecil pada IPv6. Manajemen jaringan dan efisiensi routing diperbaiki oleh ruang subnet besar dan agregasi route hirarkis.

Pada IPv4, renumerasi kembali jaringan yang sudah ada untuk penyedia konektivitas baru dengan prefiks routing yang berbeda adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Dengan IPv6, pengubahan prefiks yang dilakukan oleh beberapa router secara prinsip juga bisa menomori kembalu seluruh jaringan karena host identifiers-nya dapat dikonfigurasi sendiri oleh host.

Multicasting

Multicasting, atau transmisi paket ke beberapa tujuan dalam satu operasi pengiriman, adalah bagian dari spesifikasi dasar dalam IPv6. Dalam IPv4 ini adalah fitur opsional walaupun biasanya juga diterapkan. Fitur multicast pada IPv6 memiliki fitur umum dan protokol yang sama dengan fitur multicast pada IPv4. Pada multicast IPv6 juga terdapat perubahan pada kebutuhan untuk protokol tertentu. IPv6 tidak mengimplementasikan IP broadcast tradisional, yaitu transmisi paket ke semua host pada link yang tersambung menggunakan alamat broadcast khusus, dan karena itu tidak mendefinisikan alamat broadcast. Pada IPv6, hasil yang sama dapat diperoleh dengan mengirim paket ke link lokal yang terhubung pada grup multicast pada alamat ff02::1, yang secara analogi sama dengan alamat multicast IPv4 224.0.0.1. IPv6 juga mensupport solusi multicast baru, termasuk meng-embed titik pertemuan alamat-alamat pada alamat grup multicast IPv6 yang menyederhanakan deployment solusi inter-domain.

Pada IPv4, sebuah organisasi akan sangat sulit untuk memperoleh satu saja routable multicast group assignment global. Pengimplementasian solusi inter-domain juga sangat misterius untuk dilakukan. Unicast address assignemnt oleh sebuah internet resigstry lokal pada IPv6 mempunyai sedikitnya 64-bit prefiks routing, jumlah yang sama dengan ukuran subnet terkecil pada IPv6. Dengan assignment yang seperti ini, memungkinkan untuk meng-embed prefiks alamat unicast ke dalam format alamat multicast IPv6, selama blok 32-bit masih tersedia (4.2 milyar multicast group identifiers). Sehingga tiap pengguna subnet IPv6 secara otomatis mempunyai satu set grup multicast routable source-specific global untuk aplikasi multicast.

Stateless address autoconfiguration (SLAAC)

Host IPv6 dapat mengkonfigurasi dirinya sendiri secara otomatis ketika terhubung ke jaringan IPv6 menggunakan router discovery messages pada Internet Control Message Protocol versi 6 (ICMPv6). Ketika pertama yang terhubung ke jaringan, host mengirimkan ajakan permintaan multicast router link-local untuk parameter konfigurasi, jika konfigurasi sesuai, router akan menanggapi permintaan tersebut dengan paket yang berisi parameter konfigurasi network layer.

Jika autoconfiguration alamat IPv6 stateless ini tidak cocok untuk suatu aplikasi, jaringan dapat menggunakan konfigurasi stateful dengan Dynamic Host Configuration Protocol versi 6 (DHCPv6) atau host dapat dikonfigurasi secara statis.

Router menyediakan sebuah persyaratan khusus untuk konfigurasi alamat, karena mereka sering merupakan sumber untuk informasi konfigurasi otomatis, seperti prefiks router. Konfigurasi stateless untuk router dapat dicapai dengan protokol router khusus remunerasi.

Dukungan untuk keamanan network layer

Internet Protocol Security (IPsec) pada awalnya dikembangkan untuk IPv6, namun sekarang sudah tersebar luas pada IPv4, dimana IPsec di rekayasa kembali. IPsec merupakan bagian integral pada protokol dasar IPv6. Dukungan IPsec merupakan bagian wajib pada IPv6, namun hanya opsional pada IPv4.

Penyederhanaan proses oleh router

Pada IPv6, header pakey dan proses pengiriman paket disederhanakan. Meskipun header paket IPv6 berukuran dua kali lebih besar dari header paket IPv4, pemrosesan paket oleh router dibuat lebih efisien, sehingga prinsip end-to-end dari desain Internet terlaksana.

Mobilitas

Tidak seperti IPv4 mobile, IPv6 mobile menghindari triangular routing dan karena itu dapat seefisien IPv6 native. Router IPv6 juga mendukung mobilitas jaringan yang mengijinkan seluruh subnet untuk berpindah ke titik koneksi router baru tanpa renumerasi.

Options extensibility

Protokol header IPv6 mempunyai ukuran tetap (40 oktet). Pilihan diimplementasikan sebagai tambahan header ekstensi setelah header IPv6, yang dibatasi ukurannya hanya seukuran paket secara keseluruhan. Mekanisme header ekstensi menyediakan ekstensibilitas untuk mendukung layanan di masa depan untuk kualitas layanan, keamanan, dan mobilitas, tanpa perlu mendesain ulang protokol dasar.

Jumbograms

IPv4 membatasi ukuran paket sebanyak 65.535 oktet muatan. IPv6 mempunyai dukungan opsional untuk paket yang melebihi batas ini, yang didefinisikan sebagai jumbograms, yang dapat berukuran sebesear 4.294.967.295 oktet. Penggunaan jumbogram dapat meningkatkan performa pada link dengan maximum transmision unit yang tinggi. Penggunaan jumbograms diindikasikan oleh header Jumbo Payload Options.

Kesimpulan

Karena teknologi informasi makin berkembang, pengguna internet juga makin banyak, mau tidak mau, sebentar lagi mungkin IPv4 akan ditinggalkan. Pengembangan IPv6 pun belum berhenti. Dan juga tidak akan tertutup kemungkinan bahwa IPv6 pun suatu saat akan tergantikan oleh  Internet Protokol yang lebih modern dan sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang.

Mar 30, 2011

Menjadi Indonesia

0 Comments

ada yang memar, kagum banggaku
malu membelenggu
ada yang mekar, serupa benalu
tak mau temanimu

lekas,
bangun tidur berkepanjangan
menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar
merapikan wajahmu
masih ada cara menjadi besar

ada yang runtuh, tamah ramahmu
beda teraniaya
ada yang tumbuh, iri dengkimu
cinta pergi kemana?

memudakan tuamu
menjelma dan menjadi indonesia

Filed under Musik, My thoughts
Feb 26, 2011

Silent Hunter

0 Comments

Beberapa waktu yg lalu, saya dapet film yg judulnya “U-571”. Film ini ceritanya ada U-Boat (kapal selam) Jerman bernama U-571 yg waktu perang dunia ke-2 dibajak oleh kru dari kapal selam Amerika Serikat, S-33. Film ini jg boleh saya bilang bagus banget penggambaran perang bawah lautnya. Dari film itu, saya kagum banget sama cara kerja torpedo dan orang2 yg mengoperasikannya. Torpedo yg berkecepatan rendah dan hanya bisa meluncur lurus (straight running), waktu itu, bisa mengenai kapal yg bergerak cepat secara akurat.

Karena terinspirasi, saya langsung ke rental terdekat dan cari game yg berbau2 U-Boat. Ternyata ada, judul gamenya Silent Hunter III. Game ini ceritanya kita jadi komandan U-Boat Jerman. Game ini cukup realistis untuk dikategorikan sebagai simulation game. Semuanya dari U-Boat kayaknya ada di game ini, mulai dari sonar, radar, diesel-electric propulsion, 8.8cm deck gun, dll. Dan setelah dimaenin, ternyata untuk mengatur sudut tembak torpedo agar pas pada sasaran yg bergerak emang susah banget.

Dan sampai saat ini pun saya masih mempelajari cara menembakkan torpedo yg straight running secara akurat. Tapi gara2 kuliah banyak tugas tiap hari, asistensi, dll, waktu bermain Silent Hunter saya jadi berkurang. Wkwkwk

Ya pokoknya itulah, siapapun yg tertarik menjadi komandan kapal selam, silahkan instal dan maen Silent Hunter III. Its recomended!

Filed under Uncategorized
Feb 24, 2011

Power Metal

0 Comments

Selama ini, kiprah saya sebagai pendengar setia musik tidak bisa lepas dari genre yg namanya Power Metal. Mulai dari pertama saya kenal musik metal, kalo gak salah kelas 1 SMP, saya udah dengerin Helloween dan langsung kepincut sama deru dobel pedal+deep bass-nya, alunan gitar melodik, dan suara melengking khas metal. Waktu itu albumnya yang Better Than Raw. Dan waktu itu saya putuskan saya adalah seorang Power Metalhead.

Lalu berlanjut pas SMA, ada band baru yg personelnya jg tidak terlalu jauh selisih umurnya sama saya, yaitu Dragonforce. Di kala semua orang bermain metalcore, Dragonforce berani mendobrak dengan metal yg melodik dan cepat ala taun 80-an. Waktu SMA saya juga mulai mengenal macem2 power metal, ada yg symphonic power metal semacam Rhapsody, gothic power metal kayak Nightwish, death power metal yg diusung Nevermore, dan yg klasik pun masih mempertahankan sentuhannya dengan digawangi oleh Helloween.

Dari artikel2 yg saya baca, power metal dimulai oleh Helloween ketika gelombang band2 rock dari Inggris dan Amerika seperti Van Hallen, Deep Purple, Led Zeppelin, dan Black Sabbath menyerbu Jerman pada akhir tahun 70-an. Ketika itu Helloween meramu sendiri resep metal-nya dengan ciri khas musik cepat dan melodik. Iron Maiden dan Judas Priest dari Inggris yang juga muncul di akhir 70-an juga memainkan musik dengan ciri yang sama. Dan akhirnya jenis musik ini menyebar ke seluruh Eropa bahkan seluruh dunia. Di Indonesia pun juga ada band power metal, namanya juga Power Metal. Kualitas musiknya pun sama dengan power metal eropa, cuma liriknya aja yg pake bahasa Indonesia.

Yang saya suka dari band2 power metal sebenarnya sederhana, walaupun bermain cepat, bahkan kadang2 lebih cepat dari death metal, namun mereka tetap bisa bermain melodius. Walaupun metal, tapi lagu2nya pun juga enak dinyanyikan. Liriknya sebagian besar juga tentang perjuangan, struggle, semangat, kemerdekaan, dan pokoknya positif lah. Jadi cocok banget lah buat teman belajar ketika mau ujian.

Dan walaupun metal, sebagian band power metal juga punya lagu2 slow, kayak Windmill-nya Helloween, Draginforce-Trail of Broken Heart, dll.

Berikut ini saya cantumin 4 album yang menurut saya terbaik lah dari genre Power Metal, barangkali ada yg tertarik mau ndengerin, bisa donlot langsung dari laptop saya. Hehe

Helloween – Keeper of The Seven Keys part1 & 2
Hammerfall – Renegade
Dragonforce – Inhuman Rampage
Rhapsody – Symphony of Enchanted Lands
Blind Guardian – Tales from the Twilight World
Iced Earth – Dark Saga
Stratovarius – Fourth Dimension

Filed under Musik, My thoughts
Feb 13, 2011