Di
postingan sebelumnya, sudah diceritakan mengenai perjalanan kami menuju Pulau Sempu. Nah, ini kelanjutan kisahnya di Pulau Sempu nya. Saat itu kami naek kapal untuk menyeberang ke pulaunya. Kira2 butuh waktu 10menitan untuk menyeberang.
Di air yang masih setinggi dengkul, kami pun mendarat. Eh, tiba2 pas ngangkat celana, hp ku jatoh! Astaghfirullahaladzim! Bunyinya “Mak plung”. Weleh. Saya pun terdomblong beberapa saat. Kemudian saya pun tersadar dan langsung mengambil hp E398 malang saya tersebut. Eh, ternyata langsung mati. Batrene pun langsung tak copot dan saya amankan dalem tas. Di pinggir pantai, saya yg masih shock pun memeberikan pertolongan pertama pada si E398. Saya buntel si hp dengan tisu dan kertas koran, dan berdoa semoga tidak terjadi hal2 yg tidak diinginkan dengan si hp. Kesan pertama di pulau Sempu : “%&#(@Y&E_!Q#*!!!”. Semoga nantinya semuanya berjalan lancar, menyenangkan lah, dan nggak ada yg aneh2 lah.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke sisi selatan pulau. Jalannya superduper offroad banget. Susah untuk berjalan stabil karena saya cm make sandal jepit, walopun pertamanya saya pikir tu sandal solnya lumayan kuat. Pemandangan di perjalanan juga gak terlalu variatif karena cm hutan dan kadang2 sungai lumpur. Dan kata temen2 dulu, di Sempu tu ada macannya, tapi tidak terlihat makhluk apapun. Kira2 setelah 3jam, keliatan juga laguna yang mau kami tuju. Keliatan dari jauh wuih airnya tenang banget. Wah, pokoke dah manteb lah. Dan ternyata pemandangannya juga menakjubkan dengan view sunsetnya.
Setelah beberapa saat kami pun sampai juga ke tempat buat kemahnya. Eh, sebelum kami sempat duduk, ternyata disitu ada beberapa nelayan yang baru saja mendarat. Dengan lantangnya sang nelayan berteriak menawarkan ikan tangkapannya. Kami pun tergiur. Dan akhirnya kami beli 3ekor ikan Sekar Taji dan bonusnya beberapa ikan kecil yang rencananya buat umpan mancing. kemudian para nelayan pamit pulang sambil titip beberapa peralatan mereka. Dengan riang gembira kami membetheti ikan2 tersebut, dan sebagian yang laen mendirikan tenda. Akhirnya tenda pun berdiri dan ikannya telah terbetheti dengan rapi. Dan sore itu kami berteriak puas dan menikmati pulau Sempu bersama2.
Tak lama, ternyata dateng lagi beberapa makhluk yg nampaknya jg mau nginep di situ. Rombongan ini jg membawa beberapa makhluk bule. Nah, bener kan. Bule2 yg tadi mborong ikan di pantai jg ikut kesini. Mereka tampaknya sangat norak dan kayak nggak pernah ke pantai. Begitu sampe pinggir laguna nya, tu bule langsung pada nyebur. Malamnya, kami membakar ikan2 yg tadi telah dibeli dan masak mie. Eh, bule2 dan beberapa teman2nya ikut nimbrung mbakar ikan bersama kami. Dan setelah ngobrol2, tu bule, 2 cewek 2 cowok, berasal dari Belgia dan Prancis. Mereka kuliah di Singapura. Pas kebetulan liburan, mereka piknik2, dan salah satu tujuannya ya ke Pulau Sempu ini, sebelum ini mereka sempat ke Bali dan katanya rencana mau ke Jogja habis dari Sempu. Dan mereka mau naik Merbabu po Merapi, mbuh lali, begitu tiba di Jogja. Weleh2 ono2 wae. Padahal mereka do nggak bawa baju ganti n air minum yg mereka bawa cm 1 botol gede aqua thok. Jan bule2 nekat. Aneh2 wae lah. Tapi ada satu yg manis sih. Hahaha. Jadinya menikmati malam di Sempu bersama rombongan bule deh.
Paginya, saya bangun kesiangan dan langsung shalat Subuh. Selanjutnya kami menghabiskan pagi dengan memancing, bergembira, foto2, pokoknya menikmati pulau Sempu lah! Lalu temen2 pada pengen ke pantai Pasir panjang yg ada di sisi lain pulau. Temen2 pun sepakat pada kesana. Tapi entah kenapa saya jadi gak mood dan memutuskan gak ikut. Mungkin karena pengaruh E398, saya jadi merasa berduka. Hiks hiks. Akhirnya saya pun cuma berjemur sambil njemur si E398, barangkali bisa nyala. Hahaha.
Setelah satu jam-an, mulai muncul monyet2 penghuni pulau itu, mungkin mereka mau nyari saudaranya. Dan kemudian rombongan temen2 udah pada balik dari Pasir Panjang. Dan kami pun beres2 dan packing untuk pulang. Perjalanan kembali ke sisi utara pulau sama aja kayak pas berangkatnya. Setelah nunggu bentar, kapal penjemput pun tiba. Kami langsung naik dan tidak beberapa lama mendarat lagi ke Pulau Jawa. Hehehe.
to be continued… (Part 3. “Jogja mas? iyo bener ngidul mas!”)