Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Pit2an De Kotagede

0 Comments
Posted by Taufiq on June 5, 2010 at 12:22 pm

Tadi pagi abis bangun tidur, badan kok langsung krasa loyo. Akhirnya terbesit pikiran pengen pit2an. Karena ini hari jumat, pengennya sih yg deket2 aja, soalnya ntar jumatan. Dan langsung kepikiran gimana kalo ke Kotagede aja. Akhirnya setelah minum susu dan sangu beberapa receh seadanya, saya kayuh sepeda menuju Kotagede. Pertama, dari rumah saya di Janti saya lewat jalan-jalan kecil di Gedongkuning. Kalo pit2an, saya emang cenderung menghindari jalan besar karena panas, bis2, kendaraan2 besar, dan asap knalpot yg bikin sumpek. Saya lewat kandang jaran Pikatan ato “Pikatan Stable”. Lalu lewat Gedongan Dalam, nglewatin pabrik porselen, pabrik pelek mobil, dan Baluwarti yg dulu ceritanya adalah parit benteng kerajaan Mataram. Sepanjang rute kebanyakan rumah2 sambil sesekali terlihat sawah. Selanjutnya lewat Basen, AMM, dan akhirnya tembus ke Pasar Kotagede

Kotagede pada masa lalu adalah ibukota kerajaan Mataram, sebelum pindah ke Pleret kemudian ke Kartosuro. Namun bekas kratonnya sama sekali gak ada. Mungkin sudah dibanguni rumah2 penduduk yg emang padat banget di Kotagede. Yg tertinggal adalah kompleks Masjid Gede, makam raja2, dan pasar yg telah ada sejak abad ke-16.

Sampai di Pasar Kotagede, ingatan kembali ke beberapa tahun yang lalu ketika saya masih SD saya tinggal di Rejowinangun dan sering juga pit2an bersama teman2 di Kotagede dan menjelajah kampung2nya yg padat dan bergang sempit namun gak ada kesan kumuh sama sekali, karena memang kebanyakan rumah disana berpagar tinggi dan halamannya ada di dalam kompleks rumah. Setelah beberapa tahun, tidak terlalu banyak perubahan yg terjadi. Gardu listrik jaman Belanda masih berdiri di pojok pasar. Hanya saja sekarang ada prasasti Penanda Pasar yg didepannya ada panggung kecil. Di sekitar pasar juga masih banyak toko2 perak. Kotagede memang juga berjuluk “Kota Perak”.

Dari Pasar, ke selatan dikit ke Hasta Renggo dan situs Batu Gilang Batu Gatheng yg konon merupakan singasana Raja Mataram dan pernah digunakan Panembahan Senopati untuk memecahkan kepala Kyai Ageng Mangir, musuhnya, ketika sang Kyai sungkem untuk memohon ampun. Lalu menuju kompleks Masjid Gede dan makam raja Mataram Panembahan Senopati. Disana ada kolam yg konon berpenghuni bulus putih berumur ribuan tahun. Bulus putih tersebut mati dan dikubur di dekat kolam beberapa puluh tahun lalu, namun katanya beberapa Juru Kunci dan pengunjung sering melihat sang Bulus Putih berenang di kolam sambil memancarkan cahaya. Lalu saya pulangnya lewat Prenggan, Rejowinangun, Babadan, lalu sampe Janti lagi.

Bagi yg hobi pit2an blusukan, seperti saya..hehehe, Kotagede menawarkan sensasi yg berbeda dengan nuansa kuno perkampungannya. Dan ada banyak gang2 untuk menghindar dari kepungan kendaraan bermotor. Kotagede, my small town with great heritage. Enjoy!

You can leave a comment, or trackback from your own site.

0 Comments

You can be the first to comment!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *