Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Archives for Kuliah

Kecepatan Putaran Kebaca, Tapi

0 Comments

Jadi gini, sebenarnya di TA saya itu ada pengukuran kecepatan motor juga. Nah untuk menghitung berapa kali motor berputar dalam satu menit, saya menggunakan sensor proximity. Kali ini sensor yg saya pakai yaitu magnetic proximity sensor Autonics PR12-4DN, jadi sensor ini akan mendeteksi kalo ada unsur logam yg mendekat sampai 4 mm dari ujung si sensor.

Lalu untuk menginterface si sensor ke PLC, digunakan pulse meter Autonics MP5W. Wah ini kok jadi kayak iklan Autonics ya. Ya gimana lagi, bosnya sudah milih Autonics ya saya manut aja. hehehe. Jadi si pulse meter ini nanti akan mengukur frekuensi si sensor kena logam. Trus buat komunikasi antara pulse meter dan PLC? Eng ing eng! Modbus ASCII! Makanan apa lagi itu, apa bedanya sama Modbus RTU? Jawabannya ada disini http://www.simplymodbus.ca/ASCII.htm. Dan ini yg dikatakan mas Aidem96 di trit Belajar PLC/DCS/Scada,

pada dasar nya sama ajah, cuma metode function block nya berbeda dimana modbus ascii RTU

data pertama pada modbus ascii selalu “:” yang dirubah ke hexa menjadi 3A

modbus ascii mengunakan character dan bukan menggunakan bit
dimodbus ascii selalu diakhiri dengan CR/LF sebagai data end

kalo plc/dcs sekarang yang sudah punya function block
tinggal gunakan blok modbus ascii sajah

Secara teori, mungkin terlihat mudah, tinggal masukin addressnya aja ke fungsi READMODBUS di PLC, tapi…

Di datasheet sama sekali gak ada yg menyebutkan tentang functionnya! Trus cara ngirim datanya juga gak ada. Makanya selama lebih dari 2 minggu ini saya kembali dibuat bingung oleh temennya Modbus RTU ini yg juga pernah membuat saya meriang sebelumnya berkaitan sama parameter suhu.

Akhirnya kita pakai skenario B, jadi si sensor dipasang independen ke input PLC. Rencananya, RPM alias Rotate per minute atau berapa kali motor berputar dalam satu menit akan saya hitung dari counter. Soalnya secara prinsip si sensor emang udah digital, jadi kalo misalnya dia kena logam ya ngeluarin logika 1, kalo gak kena logam ya 0 gitu.

Tadi pagi saya ke BATAN lagi setelah absen seminggu. Disana ada Frengius yg sudah menyiapkan program buat ngounter berapa kali sensor terkontak. Tapi ternyata setelah saya coba, hasilnya nggilani banget. Masak untuk mengetahui nilai RPM nya kita harus nunggu setiap 1 menit.

Akhirnya si Frengius ada ide, gimana kalo fitur pulse measurement di PLC dimanfaatin saja, akhirnya saya buka example dan disitu sudah ada contoh programnya, jadi ada fungsi PULSEFREQUENCY, nah nantinya si frekuensi ini bisa dipake buat nyari RPM dengan rumus RPM = f x 60 yg artinya frekuensi selama 60 detik atau 1 menit ini akan menghasilkan RPM.

Dan taaaaraaaa, frekuensi nya berhasil terukur, RPM nya juga ikut tertampil. Ini emang baru awalnya, soalnya kita mensimulasikan perputaran motor ini dengan cara menarik dan mendorong si sensor secara cepat berulang2 ke permukaan alas solder. hahahaha

Nantinya masih ada masalah mounting ke as motornya dan instalasi secara keseluruhan, trus perlu dipikirin juga gimana agar si sensor tidak terpengaruh gelombang elektromagnetik di sekitarnya. Dan yg paling membuat kita dilema, bagaimana nasib si pulse meter seharga hampir Rp 1 juta itu. Apakah akan diloakkan, atau akan menjadi penghuni abadi lemari peralatan di Lab Proses Bahan. Soalnya dengan sensor langsung ke PLC, si pulse meter ini sama sekali gak bisa digunakan. Emang keluaran dari sensor ini gak bisa diparalel kayaknya, soalnya sumber VCC dan Ground dari sensor harus sama kayak penerimanya.

Hanya Allah yang tahu. Wallahualam.

//
Apr 16, 2012

Kompas Digital + Arduino + LCD

0 Comments

Setelah mengalami riset dan percobaan selama 3 bulan, akhirnya si kompas digital CMPS10 berhasil menunjukkan fungsinya. Cukup dicolok ke Arduino Uno, lalu ditampilin di LCD 16×2. Saya menggunakan template kode dari kang James Henderson di http://www.robot-electronics.co.uk/files/arduino_cmps10.ino. Saya mengubah kode untuk LCD nya dari LCD03 ke LCD 16×2 biasa. Disini ada beberapa mode, si kompas bisa menunjukkan arahnya berapa derajat gitu, bisa menunjukkan pitch dan rollnya juga. Saya menambahkan pembagian 8 arah mata anginnya juga. Hardware dirangkai oleh mas Muhammad Faqih Ulum.

/****************************************************************
*                  Arduino CMPS10 example code                  *
*                    CMPS10 running I2C mode                    *
*                    by James Henderson, 2012                   *
*      modified by M. Faqih Ulum and Talking Compass Team       *
*****************************************************************/

// Originally, this program is made with LCD03 display. But we only have LCD 16×2, so we modified it a little.

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal.h>
#define ADDRESS 0x60                                          // Defines address of CMPS10

LiquidCrystal lcd = LiquidCrystal (7, 8, 9, 10, 11, 12);

void setup(){
Wire.begin();                                               // Conects I2C
lcd.begin(16, 2);
}

void loop(){
byte highByte, lowByte, fine;              // highByte and lowByte store high and low bytes of the bearing and fine stores decimal place of bearing
char pitch, roll;                          // Stores pitch and roll values of CMPS10, chars are used because they support signed value
int bearing;                               // Stores full bearing

Wire.beginTransmission(ADDRESS);           //starts communication with CMPS10
Wire.write(2);                             //Sends the register we wish to start reading from
Wire.endTransmission();

Wire.requestFrom(ADDRESS, 4);              // Request 4 bytes from CMPS10
while(Wire.available() < 4);               // Wait for bytes to become available
highByte = Wire.read();
lowByte = Wire.read();
pitch = Wire.read();
roll = Wire.read();

bearing = ((highByte<<8)+lowByte)/10;      // Calculate full bearing
fine = ((highByte<<8)+lowByte)%10;         // Calculate decimal place of bearing

display_data(bearing, fine, pitch, roll);  // Display data to the LCD

delay(100);
}

void display_data(int b, int f, int p, int r){  // pitch and roll (p, r) are recieved as ints instead oif bytes so that they will display corectly as signed values.

char a1[15] = “Utara”;
char a2[15] = “Timur laut”;
char a3[15] = “Timur”;
char a4[15] = “Tenggara”;
char a5[15] = “Selatan”;
char a6[15] = “Barat daya”;
char a7[15] = “Barat”;
char a8[15] = “Barat laut”;

//lcd.setCursor(0, 0);                             // Set the LCD cursor position
//lcd.print(“CMPS10 : “);
//lcd.print(soft_ver());                       // Display software version of the CMPS10
delay(5);                                    // Delay to allow LCD to proscess data

//    lcd.setCursor(0, 1);
//    lcd.print(“Angle = “);                      // Display the full bearing and fine bearing seperated by a decimal poin on the LCD, if you want to display it, jus remove the comment mark
//    lcd.print(b);
//    lcd.print(“.”);
//    lcd.print(f);

lcd.setCursor(0, 1);
//lcd.print(“Arah “);                          // Display the direction
lcd.clear();

if ((b >= 338) || (b <= 22))
{
lcd.print(a1);
}
else if ((b >= 23) && (b <= 67))
{
lcd.print(a2);
}

else if ((b >= 68) && (b <= 112))
{
lcd.print(a3);
}

else if ((b >= 113) && (b <= 157))
{
lcd.print(a4);
}

else if ((b >= 158) && (b <= 202))
{
lcd.print(a5);
}

else if ((b >= 203) && (b <= 247))
{
lcd.print(a6);
}

else if ((b >= 248) && (b <= 292))
{
lcd.print(a7);
}

else if ((b >= 293) && (b <= 337))
{
lcd.print(a8);
}

delay(5);

//  lcd.setCursor(10, 1);                         // Display the Pitch value to the LCD, if you want to diplay it, just remove the comment mark
//  lcd.write(41);
//  lcd.print(“Pitch = “);
//  lcd.print(p);
//  lcd.print(” “);

//  delay(5);

//  lcd.setCursor(14, 1);                         // Display the roll value to the LCD, if you want to diplay it, just remove the comment mark
//  lcd.write(61);
//  lcd.print(“Roll = “);
//  lcd.print(r);
//  lcd.print(” “);
}

int soft_ver(){
int data;                                    // Software version of  CMPS10 is read into data and then returned

Wire.beginTransmission(ADDRESS);
// Values of 0 being sent with write need to be masked as a byte so they are not misinterpreted as NULL this is a bug in arduino 1.0
Wire.write((byte)0);                          // Sends the register we wish to start reading from
Wire.endTransmission();

Wire.requestFrom(ADDRESS, 1);               // Request byte from CMPS10
while(Wire.available() < 1);
data = Wire.read();

return(data);
}

Untuk wiringnya, bisa lihat di http://www.robot-electronics.co.uk/htm/arduino_examples.htm#Tilt%20Compensated%20Magnetic%20Compass untuk CMPS10 ke Arduino dan http://www.ladyada.net/learn/lcd/index.html untuk Arduino ke LCD. Selamat mencoba!

//
Apr 14, 2012

Cerita Proposal Tugas Akhir Saya

0 Comments

Tanggal 26 Maret kemaren, saya barusan melakukan presentasi proposal Tugas Akhir. Mungkin kalo detil teknis dan generalnya sudah diposting oleh Aa Tege di kandangnya dengan judul yang lumayan mirip. Kebetulan saya dapet reviewer yaitu Pak Dr. Suharto dan Mas Andi Dharmawan, M.Cs.

Jadi saya mendapat saran dari kedua reviewer tersebut. Saran dari Pak Harto yaitu, motornya dipilih yang bisa diset secara gampang ke kecepatan yang mau digunakan. Jadi kalo misalnya saya mau make di 500 rpm, maka akan ngawur kalo saya beli motor yg 10.000 rpm. Ternyata tidak seperti yang saya duga, kalo kita punya motor 10.000 rpm dan PWM antara 0000-FFFF, maka kecil kemungkinan motor mau berputar kalo kita kasih PWM cuma BB8 alias 3000 untuk mendapatkan 500 rpm. Karena ini berhubungan dengan torsi motor. Sayang sekali saya tidak terlalu memperhatikan waktu kuliah Mekatronika. Untung saja Pak Harto mau berbaik hati mau memberi tahu saya.

Kalo dari Mas Andi, beliau lebih menekankan ke arah software dan antarmukanya, beliau memastikan apakah saya memakai konektor yang sesuai antara HMI Visual Basic dan database MySQL nya. Dan kalo bisa nanti HMI yang saya bikin harus se user firendly mungkin. Juga jangan lupa alarm dan 12 golden rules of SCADA. Saran terakhir dari beliau, latar belakanganya harus fokus ke masalah yang mau saya teliti, gak usah terlalu banyak tetek bengek rumus kimia.

Untuk mendapatkan acc dari kedua reviewer tersebut, saya tinggal menambahkan saran tadi ke proposal saya. Dan tadi pagi, alhamdulilah revisi proposal Tugas Akhir telah terkumpul dengan cantik di Mbak Septi.

Ini cerita proposal Tugas Akhir ku, apa cerita proposal tugas akhirmu?

//
Apr 4, 2012

Njedet

0 Comments

Kalau kata wikipedia, konslet, korsleting, hubungan pendek, atau short, adalah suatu hubungan dengan tahanan listrik yang sangat kecil, mengakibatkan aliran listrik yang sangat besar. Biasanya, konslet terjadi apabila terminal positif dan negatif dari suatu sumber listrik terhubung.

Nah berkaitan dengan konslet ini, saya punya beberapa pengalaman yg tidak terlupakan seumur hidup saya. Pertama, dulu waktu saya masih kecil, saya sangat curious apapun yg berkaitan dengan lisrik. Saking penasarannya, kabel radio lawas punya eyang saya, saya kelupas lalu saya sambungkan, lalu saya tancepkan ke colokan. Dan hasilnya listrik serumah pun mati mendadak.

Kejadian tersebut kira2 ketika saya kelas 1-2 SD. Lalu lama sekali sampai kira2 kuliah semester 3. Hari itu adalah praktikum Elektronika I. Dengan materi gerbang EX-OR. Partner praktikum saya waktu itu Arya. Karena capek, saya salah nancepin pin ground ke -12 V. Dan akhirnya, tercium bau gosong dan keluar asap dari breadboard yg kita gunakan untuk nancepin IC. Karena panik, kita hanya bisa meniup asap yg keluar agar cepat hilang dan mengipasi breadboard dengan modul agar bau gosongnya cepat hilang. Akhirnya, IC AND seharga Rp 2.500 tersebut meleleh bagian bawahnya.

Lalu kira2 1 tahun kemudian, waktu itu saya, Ferry, dan Holand iseng2 ikut lomba robot line follower. Kisahnya sudah pernah saya post beberapa waktu yg lalu. Waktu itu robotnya masih gembel, solderannya banyak yg gak bener. Karena deadline sudah dekat, saya pun secara emergency nyolder dadakan sistem minimum nya. Lalu saya tancepkan LCD ke minimum, tombol power dinyalakan, dan… Keluar asap dari LCD. LCD seharga Rp 60.000 itu pun almarhum seketika.

Selanjutnya kira2 setahun kemudian lagi, tepatnya Februari lalu, waktu itu saya dan Holand nggarap PKM di kos Faqih. Kali ini masih berhubungan dengan LCD, dan gara2 solderan yg busuk. Saya ngecek solderan apakah menyambung atau tidak dengan multi. Gak ada yang nyambung. Lalu coba ukur voltase keluaran dari mikro apakah emang sudah ngalir ke sensor. Waktu itu rangkaian dalam keadaan hidup. Dan ketika saya tunyukkan probe multi ke pin mikro, tiba2 keluar bau gosong dan sensor yg dipegang sama Faqih jadi panas. LCD yg terpasang di minimum pun juga wafat.

Lalu, yang terakhir waktu saya dan Frengius nggarap PLC di BATAN. Karena nilai suhu dari Autonics gak kebaca2 dan kami berpikir ada yg salah dengan PLC nya, maka kami main colok saja Autonicsnya dengan PLC di panel instrumen yg sudah jadi, dengan power supply dari luar. Ketika dihidupkan, muncul suara jeritan dari power supplynya. Frengius pun dengan panik berteriak. Dan saya dengan sigap mencabut kabel power supply. Alhamdulilah kali tidak ada pihak manapun yg dirugikan, tidak ada komponen yg terpanggang, dan PLC nya tadi pagi pun masih bisa digunakan. Tentang kejadian lengkapnya baca postingan sebelum ini.

Untuk kejadian korsleting alias short ini, para teknisi di BATAN punya istilah khusus, yaitu “Njedet”. Tapi istilah njedet ini tidak khusus untuk konsleting saja. Apabila suatu alat apapun yg berhubungan dengan listrik, menimbulkan gejala2 yg mencurigakan seperti bau gosong, keluar asap, atau tergoreng tiba2, baik karena kelebihan beban atau apapun, itulah Njedet. Konslet merupakan salah satu jenis njedet yg cukup berbahaya. Maka untuk adik2 di rumah, kalau mainan listrik jangan sendirian ya, tapi minta bantuan mbahnya, atau adiknya, atau tetangganya. Stay safe ya temen2!

//
Mar 20, 2012

BINGO! Suhunya kebaca!

0 Comments

Tadi sore, tepatnya jam 15.00 tanggal 19 Maret 2012, ada kejadian yg sangat luar biasa bagi saya. Akhirnya PLC yg saya gunakan bisa mbaca nilai suhu dari Autonics! Misteri yg selama hampir satu bulan membayang2i tidur saya akhirnya terpecahkan.

Dulu, ketika saya pertama kali pegang Autonics TK4M B4RN itu, saya sama sekali nggak tahu apa yg harus saya lakukan dengan alat tersebut. Sampe2 masang termokopel saja salah pin nya. Lalu akhirnya berkembang ke gimana cara menghubungkan ke PLC. Selanjutnya ketemu caranya, pake RS485. Pertama ngehubungin pake resistor dulu. Eh ternyata kalo masih one-to-one communication resistor belum diperlukan. Lalu ketemu format datanya, pake format Modbus RTU function 04. Dan itu gak ada di format data deafult PLC nya. Itu stuck selama satu minggu.

Akhirnya googling ketemu caranya di forum official si pabrik PLC nya. Yaitu pake aliran garis keras hard code metode ngakses datanya. Setelah dihubungkan, data yg muncul bukannya data suhu tapi malah FFFF. Dan itu stuck selama satu minggu lagi. Disini ngoprek2 lagi, tanya2 ke temen kampus juga, tapi gak ketemu solusinya. Tanya ke forum facebook malah di bully. Kabel konverter USB to RS232 nya juga ngaco. Sudah 5 kali laptop saya dibikin blue screen ketika selesai mrogram PLC nya. Akhirnya masalah itu sejenak saya lupakan. Satu minggu selanjutnya saya sama sekali gak memikirkan dulu tentang kemejenan progress saya. Saya habiskan waktu nonton video konser.

Dan kemaren Jumat, saya mulai mencoba nggarap lagi dengan ditemani oleh Andi Frengius yg barusan pulang KP dari Pupuk Kaltim. Kemaren Jumat cuma kerja 3 jam an karena kita sudah terlanjur pusing dan puyeng banget.

Dan tadi pagi saya berangkat ke BATAN lagi, dengan niat dan doa semoga ada sesuatu yg bisa ditemukan hari ini. Pak pembimbing disana pun juga mengingatkan kalo awal April sudah harus ada kemajuan. Kami pun semakin shock. Saya berpikir apakah ini salah si PLC yg terlalu canggih. Soalnya di PLC yg dipake sama orang instrumen disana, suhu bisa dibaca dengan baik. PLC yg terpasang di panel pun nyaris kami goreng akibat konslet saking paniknya. Tapi menjelang jam pulang, saya iseng2 ngutak atik setting manual di Autonicsnya. Entah apa yg ada dalam pikiran saya, saya mengubah response time yg dari 28 ke 05. Saya coba program ulang PLC nya. Pencet online monitoring dan, BINGO! Muncul nilai suhunya!

Alhamdulilah deh, brarti besok bisa mulai untuk ngontrol suhunya. Dengan rencana pertama, masak aer. Sekian.

//
Mar 19, 2012

Contoh Format Paper Ilmiah ala Mahasiswa

0 Comments

Sudah lama tidak bersua, kali ini saya akan membagi sedikit apa yang saya punya. Yaitu Paper Seminar Elektronika dan Instrumentasi yang diselenggarakan kemaren akhir Januari.

Di paper tersebut saya membahas sedikit mengenai rencana Tugas Akhir saya (yang sekarang sedang saya kerjakan dan bikin amsyong tapi nikmat, hahahaha).

http://taufiqsunar.kandangbuaya.com/upload/RANCANG-BANGUN-PERANGKAT-AKUSISI-DATA-DAN-KONTROL-PADA-REAKTOR-PELARUTAN-URANIUM-DAN-PVA.pdf

Formatnya pokoknya sudah sip banget, mengikuti standar yang telah ditentukan oleh Program Studi. Daftar pustaka ngikut format Harvard. Pokoknya sudah kelihatan berpendidikan tinggi lah kalo bikin paper yang seperti ini. hahaha

//
Mar 9, 2012

Rencana 2012

0 Comments

Kali ini singkat, padat, dan jelas saja ya.

1. Lulus tahun ini

2. Lulus tahun ini

3. Lulus tahun ini

Amiiiiin.

 

//
Jan 19, 2012

Kerja Praktek

0 Comments

Sesuai janji saya dulu ketika awal tahun. Semester ini saya harus sudah harus kerja praktek.

Untuk kerja praktek (KP), sebenarnya Februari lalu saya dan Holan sudah mengajukan ke Chevron dan Total, karena memang cita-cita saya adalah pengen ngicipin kerja di Supermajor. Usaha pun sudah dilakukan dengan nelpon dan nelpon. Tapi sampai akhir Juni belum ada kepastian.  Dan setelah nelpon beberapa kali, pengajuan kami yang di Total resmi ditolak oleh mbak2 yang mengangkat telpon kami. Alasannya sih karena kuota untuk tahun ini sudah penuh, namun saya curiga bukan karena penuh, tapi karena IPK kami memang jongkok.

Akhirnya karena tujuan pertama yang harus terpenuhi, yaitu harus sudah KP tahun ini, maka cita2 saya harus sedikit saya kesampingkan. Dengan sedikit pencerahan dari KK Linggar maka kami mengajukan ke XL Jogja. Dan alhamdulilah setelah melalui beberapa proses yang agak konyol dan sedikit berbelit, akhirnya kami diterima. Kami mulai resmi masuk KP tanggal 21 November kemaren.

Disini kami melakukan pekerjaan rutin mengecek BSC (Base Station Controller) apakah ada yang error, down, kehabisan baterai, alatnya rusak, dll. Pengecekan dilakukan secara remote dengan software Winfiol. Software ini merupakan produk proprietary dari Ericsson, yang menjadi vendor untuk infrastruktur telekomunikasi selular di XL. Sebenernya Winfiol ini bekerja dengan protokol telnet, sehingga dengan telnet bawaan Windows ato Linux pun bisa. Namun sayangnya disini semua komputer dan laptop pakenya Windows XP. Padahal server datanya pake Red Hat.

Ketika KP, kuliah harus kami tinggalkan, karena kami masuk jam8 dan pulang jam5, itu teorinya sih. hehe. Jadi praktikum dobel yang saya ambil pun saya tinggal. Bahkan ada teman kami yang semester ini KP dua kali. Ya itulah resiko ketika kami harus sudah KP tahun ini.

Saat ini kami memasuki akhir minggu kedua KP. Masih ada sisa 2 minggu lagi. Semoga di sisa waktu KP ini banyak hal lain yang bisa kami pelajari.

//
Dec 1, 2011

Sedikit Kekhawatiran

0 Comments

Disaat mereka sudah menjadi ahli di bidangnya, saya mungkin baru satu tahun lagi akan bergumul dan bertarung dengan puluhan juta pencari kerja lainnya. Semoga semua sesuai dengan yang diharapkan. Amin.

//
Oct 5, 2011

Cerita 2 Bulan Lalu

0 Comments

Akhirnya setelah 4 bulan kandang saya anggurin, terbesit pikiran ngeblog wae lah. Padahal dari kemaren sudah ada niatan, tapi karena cuma sebatas niat ya mau bagaimana lagi. :hammer:

Terhitung dari kemaren Juni, udah banyak hal yang saya lakukan. Mulai dari ngrampung ne urusan PKM, KKN, Gemastik kedua yang lagi2 gagal, pit2an keliling Jogja, sampe nggarap proposal PKM lagi.

Khusus untuk KKN, saya KKN di Dusun Sekendal, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Ini adalah KKN bikinan LPPM. Ada satu dan lain hal yang menyebabkan saya ikut KKN ini. Disana Program Utama nya adalah mengembangkan mini industri Gula Semut hasil deresan para penduduk. Disana sebagian besar mata pencaharian para kepala keluarga adalah menderes. Menderes utawa ndewan ini istilahnya adalah mengambil air kelapa dari pelepah pohon kelapa, jadi bukan dari buah kelapanya. Air kelapa ini direbus untuk menguapkan kadar airnya. Setelah kadar airnya bener2 minim, tersisa lah gula yang kalau dicetak jadi Gula Jawa, dan kalau dimasak lagi sampai gak ada kadar airnya sama sekali, jadilah Gula Semut.

Trus untuk program individu saya sendiri ada pengadaan lampu, pelatihan alat pengemas dan penggerus Gula Semut, dan apalagi ya? Kok lupa. 😮

Overall, banyak pelajaran yang saya ambil dari KKN ini. Bener2 pelajaran untuk hidup ditengah masyarakat dengan posisi kita sebagai pendatang. Kebetulan sih saya jadi Kormasit, yang dimana Sub Unit saya hanya ada 5 orang. Padahal di Sub Unit teman2 Elins di Unit lain rata2 pada 8 atau 7 orang, bahkan ada yang 10 orang. Dan semuanya baru kenal di persiapan sebelum KKN. Untungnya semuanya berjalan dengan lancar dan tinggal menunggu nilai keluar. Hehehe

Untuk kegiatan2 yang lain, mungkin akan saya ceritakan next time.

//
Filed under Kuliah, My thoughts
Oct 3, 2011