Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Kecepatan Putaran Kebaca, Tapi

0 Comments
Posted by Taufiq on April 16, 2012 at 8:16 am

Jadi gini, sebenarnya di TA saya itu ada pengukuran kecepatan motor juga. Nah untuk menghitung berapa kali motor berputar dalam satu menit, saya menggunakan sensor proximity. Kali ini sensor yg saya pakai yaitu magnetic proximity sensor Autonics PR12-4DN, jadi sensor ini akan mendeteksi kalo ada unsur logam yg mendekat sampai 4 mm dari ujung si sensor.

Lalu untuk menginterface si sensor ke PLC, digunakan pulse meter Autonics MP5W. Wah ini kok jadi kayak iklan Autonics ya. Ya gimana lagi, bosnya sudah milih Autonics ya saya manut aja. hehehe. Jadi si pulse meter ini nanti akan mengukur frekuensi si sensor kena logam. Trus buat komunikasi antara pulse meter dan PLC? Eng ing eng! Modbus ASCII! Makanan apa lagi itu, apa bedanya sama Modbus RTU? Jawabannya ada disini http://www.simplymodbus.ca/ASCII.htm. Dan ini yg dikatakan mas Aidem96 di trit Belajar PLC/DCS/Scada,

pada dasar nya sama ajah, cuma metode function block nya berbeda dimana modbus ascii RTU

data pertama pada modbus ascii selalu “:” yang dirubah ke hexa menjadi 3A

modbus ascii mengunakan character dan bukan menggunakan bit
dimodbus ascii selalu diakhiri dengan CR/LF sebagai data end

kalo plc/dcs sekarang yang sudah punya function block
tinggal gunakan blok modbus ascii sajah

Secara teori, mungkin terlihat mudah, tinggal masukin addressnya aja ke fungsi READMODBUS di PLC, tapi…

Di datasheet sama sekali gak ada yg menyebutkan tentang functionnya! Trus cara ngirim datanya juga gak ada. Makanya selama lebih dari 2 minggu ini saya kembali dibuat bingung oleh temennya Modbus RTU ini yg juga pernah membuat saya meriang sebelumnya berkaitan sama parameter suhu.

Akhirnya kita pakai skenario B, jadi si sensor dipasang independen ke input PLC. Rencananya, RPM alias Rotate per minute atau berapa kali motor berputar dalam satu menit akan saya hitung dari counter. Soalnya secara prinsip si sensor emang udah digital, jadi kalo misalnya dia kena logam ya ngeluarin logika 1, kalo gak kena logam ya 0 gitu.

Tadi pagi saya ke BATAN lagi setelah absen seminggu. Disana ada Frengius yg sudah menyiapkan program buat ngounter berapa kali sensor terkontak. Tapi ternyata setelah saya coba, hasilnya nggilani banget. Masak untuk mengetahui nilai RPM nya kita harus nunggu setiap 1 menit.

Akhirnya si Frengius ada ide, gimana kalo fitur pulse measurement di PLC dimanfaatin saja, akhirnya saya buka example dan disitu sudah ada contoh programnya, jadi ada fungsi PULSEFREQUENCY, nah nantinya si frekuensi ini bisa dipake buat nyari RPM dengan rumus RPM = f x 60 yg artinya frekuensi selama 60 detik atau 1 menit ini akan menghasilkan RPM.

Dan taaaaraaaa, frekuensi nya berhasil terukur, RPM nya juga ikut tertampil. Ini emang baru awalnya, soalnya kita mensimulasikan perputaran motor ini dengan cara menarik dan mendorong si sensor secara cepat berulang2 ke permukaan alas solder. hahahaha

Nantinya masih ada masalah mounting ke as motornya dan instalasi secara keseluruhan, trus perlu dipikirin juga gimana agar si sensor tidak terpengaruh gelombang elektromagnetik di sekitarnya. Dan yg paling membuat kita dilema, bagaimana nasib si pulse meter seharga hampir Rp 1 juta itu. Apakah akan diloakkan, atau akan menjadi penghuni abadi lemari peralatan di Lab Proses Bahan. Soalnya dengan sensor langsung ke PLC, si pulse meter ini sama sekali gak bisa digunakan. Emang keluaran dari sensor ini gak bisa diparalel kayaknya, soalnya sumber VCC dan Ground dari sensor harus sama kayak penerimanya.

Hanya Allah yang tahu. Wallahualam.

You can leave a comment, or trackback from your own site.

0 Comments

You can be the first to comment!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *