Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

RUN RUN RUN

0 Comments

きっと 待ってる
駅前のロータリー
いつもの停留所
時計見ながら
彼はその答えを
人混みに探すだろう

ラブレター
手渡され
「気持ち 聞かせてくれ」
と言った

走れ!私
全速力で
渋滞したバスから降りたら
走れ!私
愛のために
道を渡って
青春が息をする

恋は いつでも
予想外のこと
まさかの連続ね
待たせるよりも
待たされる方が
どんなにか楽なのに・・・

気持ちなら
決まってる
「私でよかったら・・・」
と言おう

風のように
飛んで行きたい
この場所から
あなたの下(もと)へと・・・
風のように
一直線に
もどかしいほど
愛しさが脈を打つ

走れ!私
全速力で
渋滞したバスから降りたら
走れ!私
愛のために
道を渡って
青春が息をする

Without a doubt I’m waiting
By the rotary in front of the train station
As I habitually look at the clock
At the train stop,
I look for his answer
Among the crowd

I handed over
A love letter
That said,
“Please listen to my feelings”

I run!
At full speed
When I get off of this congested bus
I run!
For the sake of love,
I cross the road
And take a breath of youth

Love always
Is an unexpected thing
Continuously unexpected, right?
Even though it’s easier
To make it wait
Than to have to wait for it…

This feeling
Is decided on
I should say,
“If it’s okay to be with me…”

Like the wind,
I want to fly
From this place
Under your influence
Like the wind,
In a straight line
Affection strikes a pulse
To the point of impatience

I run!
At full speed
When I get off of this congested bus
I run!
For the sake of love,
I cross the road
And take a breath of youth

Kalkulus yang Aneh

0 Comments

Kemarin kan ceritanya saya ujian Kalkulus. Saya nekat mengambil mata kuliah yg mistis ini karena kan barusan terjadi perubahan kurikulum di Elins. Jadi mungkin saja topik2 yg tidak relevan dengan Elins akan dihilangkan, terutama di Kalkulus ini. Sehingga nilai saya yg sebelumnya najis bisa berubah menjadi lebih beradab. Ternyata masih ada beberapa makhluk aneh yg bercokol di soal.

Lihat saja soal nomer 2, sepanjang hampir 4 tahun kuliah di Elins, saya belum pernah menemukan topik Elektronika, Instrumentasi, maupun Komputer yg menggunakan limit. Trus soal nomer 5, walaupun juga muncul di Analisis Pengukuran Fisis dan Metode Pengukuran, tapi kayaknya jarang banget kepake yg namanya sin cos tan, sama ln yg dibaca len itu.

Padahal harapan saya, Kalkulus itu bisa menjadi dasar kita buat misalnya menghitung skala pembacaan dan komponen untuk periferal ADC, untuk menghitung error dengan CRC, kalkulasi timer dan counter, dan topik matematis lain yg lebih berguna di Elins

Ya sebenernya ini cuma curhat aja sih, kalo ada yg berpikiran berbeda, monggo silahkan komen saja. Arigato gozaimasu!

Acadia fail? Nikko will always waiting you!

0 Comments

Liat tagline blog saya diatas? Tampaknya saya akan segera merubahnya. Setelah saya research lebih lanjut, untuk sampai ke Acadia National Park dengan biaya sendiri, butuh paling enggak $ 2000, itu aja sudah yg paling ngere dan mbekpeker yg pernah saya bayangkan, soalnya duit segitu cuma habis buat terbang ke NY city. Harapan untuk pergi gratis pun juga tinggal harapan, soalnya program kursus Inggris di US itu hanya bisa diikuti oleh para makhluk ber IPK dewa.

Tapi dalam hati, saya juga masih bermimpi untuk merasakan Spring-Autumn leaves that downfall. Dan setelah saya research lagi, ada solusi setengah harga untuk masalah autumn complex saya. Yaitu Nikko national park.

nikko

terletak masih di belahan bumi yg sama, juga terletak di pulau yg sama dengan Akibahara. Sekali dayung satu pulau full terlampaui. hehehe. Maka sekarang yg harus saya lakukan, perbanyak baca itenari2 dan catper2 dari berbagai sumber, terutama catper ngere dan bonek yg ada. Lalu belajar segala kana, entah hiragana, katakana, dan kana2 yg lain. Belajar bahasanya dedek Aki Takajo juga jangan lupa (ngapain belajar huruf kalo gak belajar bahasanya). Kalo kanji sih, ya sambil jalan aja. Buat tiket, karena kemarin saya nginceng ada yg $ 100 pulang pergi pake AA, ya nabungnya minimal segitu lah.

Yah semoga bisa kesampaian, kalo autumn gak berhasil, spring 2013 juga boleh deh. Kalo ada yg minat juga bekpekeran ke Land of the Rising Sun dan mau barengan sekalian, tinggalkan komen ajah. Dan untuk sementara, apabila anda pengen merasakan suasana yg mirip subtropical forest di Indonesia, terutama di Jogja, bisa dicoba nge trail ke Goa Jepang Kaliurang dulu. hahahahaha. Soalnya sudah saya buktikan dan feel nya hampir krasa kayak di negara 4 musim.

Yoroshiku!

Kecepatan Putaran Kebaca, Tapi

0 Comments

Jadi gini, sebenarnya di TA saya itu ada pengukuran kecepatan motor juga. Nah untuk menghitung berapa kali motor berputar dalam satu menit, saya menggunakan sensor proximity. Kali ini sensor yg saya pakai yaitu magnetic proximity sensor Autonics PR12-4DN, jadi sensor ini akan mendeteksi kalo ada unsur logam yg mendekat sampai 4 mm dari ujung si sensor.

Lalu untuk menginterface si sensor ke PLC, digunakan pulse meter Autonics MP5W. Wah ini kok jadi kayak iklan Autonics ya. Ya gimana lagi, bosnya sudah milih Autonics ya saya manut aja. hehehe. Jadi si pulse meter ini nanti akan mengukur frekuensi si sensor kena logam. Trus buat komunikasi antara pulse meter dan PLC? Eng ing eng! Modbus ASCII! Makanan apa lagi itu, apa bedanya sama Modbus RTU? Jawabannya ada disini http://www.simplymodbus.ca/ASCII.htm. Dan ini yg dikatakan mas Aidem96 di trit Belajar PLC/DCS/Scada,

pada dasar nya sama ajah, cuma metode function block nya berbeda dimana modbus ascii RTU

data pertama pada modbus ascii selalu “:” yang dirubah ke hexa menjadi 3A

modbus ascii mengunakan character dan bukan menggunakan bit
dimodbus ascii selalu diakhiri dengan CR/LF sebagai data end

kalo plc/dcs sekarang yang sudah punya function block
tinggal gunakan blok modbus ascii sajah

Secara teori, mungkin terlihat mudah, tinggal masukin addressnya aja ke fungsi READMODBUS di PLC, tapi…

Di datasheet sama sekali gak ada yg menyebutkan tentang functionnya! Trus cara ngirim datanya juga gak ada. Makanya selama lebih dari 2 minggu ini saya kembali dibuat bingung oleh temennya Modbus RTU ini yg juga pernah membuat saya meriang sebelumnya berkaitan sama parameter suhu.

Akhirnya kita pakai skenario B, jadi si sensor dipasang independen ke input PLC. Rencananya, RPM alias Rotate per minute atau berapa kali motor berputar dalam satu menit akan saya hitung dari counter. Soalnya secara prinsip si sensor emang udah digital, jadi kalo misalnya dia kena logam ya ngeluarin logika 1, kalo gak kena logam ya 0 gitu.

Tadi pagi saya ke BATAN lagi setelah absen seminggu. Disana ada Frengius yg sudah menyiapkan program buat ngounter berapa kali sensor terkontak. Tapi ternyata setelah saya coba, hasilnya nggilani banget. Masak untuk mengetahui nilai RPM nya kita harus nunggu setiap 1 menit.

Akhirnya si Frengius ada ide, gimana kalo fitur pulse measurement di PLC dimanfaatin saja, akhirnya saya buka example dan disitu sudah ada contoh programnya, jadi ada fungsi PULSEFREQUENCY, nah nantinya si frekuensi ini bisa dipake buat nyari RPM dengan rumus RPM = f x 60 yg artinya frekuensi selama 60 detik atau 1 menit ini akan menghasilkan RPM.

Dan taaaaraaaa, frekuensi nya berhasil terukur, RPM nya juga ikut tertampil. Ini emang baru awalnya, soalnya kita mensimulasikan perputaran motor ini dengan cara menarik dan mendorong si sensor secara cepat berulang2 ke permukaan alas solder. hahahaha

Nantinya masih ada masalah mounting ke as motornya dan instalasi secara keseluruhan, trus perlu dipikirin juga gimana agar si sensor tidak terpengaruh gelombang elektromagnetik di sekitarnya. Dan yg paling membuat kita dilema, bagaimana nasib si pulse meter seharga hampir Rp 1 juta itu. Apakah akan diloakkan, atau akan menjadi penghuni abadi lemari peralatan di Lab Proses Bahan. Soalnya dengan sensor langsung ke PLC, si pulse meter ini sama sekali gak bisa digunakan. Emang keluaran dari sensor ini gak bisa diparalel kayaknya, soalnya sumber VCC dan Ground dari sensor harus sama kayak penerimanya.

Hanya Allah yang tahu. Wallahualam.

Kompas Digital + Arduino + LCD

0 Comments

Setelah mengalami riset dan percobaan selama 3 bulan, akhirnya si kompas digital CMPS10 berhasil menunjukkan fungsinya. Cukup dicolok ke Arduino Uno, lalu ditampilin di LCD 16×2. Saya menggunakan template kode dari kang James Henderson di http://www.robot-electronics.co.uk/files/arduino_cmps10.ino. Saya mengubah kode untuk LCD nya dari LCD03 ke LCD 16×2 biasa. Disini ada beberapa mode, si kompas bisa menunjukkan arahnya berapa derajat gitu, bisa menunjukkan pitch dan rollnya juga. Saya menambahkan pembagian 8 arah mata anginnya juga. Hardware dirangkai oleh mas Muhammad Faqih Ulum.

/****************************************************************
*                  Arduino CMPS10 example code                  *
*                    CMPS10 running I2C mode                    *
*                    by James Henderson, 2012                   *
*      modified by M. Faqih Ulum and Talking Compass Team       *
*****************************************************************/

// Originally, this program is made with LCD03 display. But we only have LCD 16×2, so we modified it a little.

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal.h>
#define ADDRESS 0x60                                          // Defines address of CMPS10

LiquidCrystal lcd = LiquidCrystal (7, 8, 9, 10, 11, 12);

void setup(){
Wire.begin();                                               // Conects I2C
lcd.begin(16, 2);
}

void loop(){
byte highByte, lowByte, fine;              // highByte and lowByte store high and low bytes of the bearing and fine stores decimal place of bearing
char pitch, roll;                          // Stores pitch and roll values of CMPS10, chars are used because they support signed value
int bearing;                               // Stores full bearing

Wire.beginTransmission(ADDRESS);           //starts communication with CMPS10
Wire.write(2);                             //Sends the register we wish to start reading from
Wire.endTransmission();

Wire.requestFrom(ADDRESS, 4);              // Request 4 bytes from CMPS10
while(Wire.available() < 4);               // Wait for bytes to become available
highByte = Wire.read();
lowByte = Wire.read();
pitch = Wire.read();
roll = Wire.read();

bearing = ((highByte<<8)+lowByte)/10;      // Calculate full bearing
fine = ((highByte<<8)+lowByte)%10;         // Calculate decimal place of bearing

display_data(bearing, fine, pitch, roll);  // Display data to the LCD

delay(100);
}

void display_data(int b, int f, int p, int r){  // pitch and roll (p, r) are recieved as ints instead oif bytes so that they will display corectly as signed values.

char a1[15] = “Utara”;
char a2[15] = “Timur laut”;
char a3[15] = “Timur”;
char a4[15] = “Tenggara”;
char a5[15] = “Selatan”;
char a6[15] = “Barat daya”;
char a7[15] = “Barat”;
char a8[15] = “Barat laut”;

//lcd.setCursor(0, 0);                             // Set the LCD cursor position
//lcd.print(“CMPS10 : “);
//lcd.print(soft_ver());                       // Display software version of the CMPS10
delay(5);                                    // Delay to allow LCD to proscess data

//    lcd.setCursor(0, 1);
//    lcd.print(“Angle = “);                      // Display the full bearing and fine bearing seperated by a decimal poin on the LCD, if you want to display it, jus remove the comment mark
//    lcd.print(b);
//    lcd.print(“.”);
//    lcd.print(f);

lcd.setCursor(0, 1);
//lcd.print(“Arah “);                          // Display the direction
lcd.clear();

if ((b >= 338) || (b <= 22))
{
lcd.print(a1);
}
else if ((b >= 23) && (b <= 67))
{
lcd.print(a2);
}

else if ((b >= 68) && (b <= 112))
{
lcd.print(a3);
}

else if ((b >= 113) && (b <= 157))
{
lcd.print(a4);
}

else if ((b >= 158) && (b <= 202))
{
lcd.print(a5);
}

else if ((b >= 203) && (b <= 247))
{
lcd.print(a6);
}

else if ((b >= 248) && (b <= 292))
{
lcd.print(a7);
}

else if ((b >= 293) && (b <= 337))
{
lcd.print(a8);
}

delay(5);

//  lcd.setCursor(10, 1);                         // Display the Pitch value to the LCD, if you want to diplay it, just remove the comment mark
//  lcd.write(41);
//  lcd.print(“Pitch = “);
//  lcd.print(p);
//  lcd.print(” “);

//  delay(5);

//  lcd.setCursor(14, 1);                         // Display the roll value to the LCD, if you want to diplay it, just remove the comment mark
//  lcd.write(61);
//  lcd.print(“Roll = “);
//  lcd.print(r);
//  lcd.print(” “);
}

int soft_ver(){
int data;                                    // Software version of  CMPS10 is read into data and then returned

Wire.beginTransmission(ADDRESS);
// Values of 0 being sent with write need to be masked as a byte so they are not misinterpreted as NULL this is a bug in arduino 1.0
Wire.write((byte)0);                          // Sends the register we wish to start reading from
Wire.endTransmission();

Wire.requestFrom(ADDRESS, 1);               // Request byte from CMPS10
while(Wire.available() < 1);
data = Wire.read();

return(data);
}

Untuk wiringnya, bisa lihat di http://www.robot-electronics.co.uk/htm/arduino_examples.htm#Tilt%20Compensated%20Magnetic%20Compass untuk CMPS10 ke Arduino dan http://www.ladyada.net/learn/lcd/index.html untuk Arduino ke LCD. Selamat mencoba!

Renungan Jumat Ini

0 Comments

Tadi siang saya Jumat an di Masjid Siswagraha di utara Fakultas Teknik. Sang khatib bercerita, suatu saat dia naik pesawat dari London ke Jakarta, di sebelahnya adalah salah seorang petinggi Pertamina pada waktu itu. Katanya, si petinggi Pertamina itu barusan dari belanja peralatan golf di London.

Sang khatib waktu itu bertanya, “Kenapa Pertamina tidak bisa semaju perusahaan minyak milik negara yang lain?”. Sang petinggi Pertamina menjawab, “Di Pertamina, sebagian besar sarjana yang diterima adalah keluarga/anaknya teman/relasi orang dalam Pertamina, yang rata2 skillnya tidak terlalu bagus, namun pemalas dan tidak punya inisiatif. Sehingga sarjana2 yang skill nya bagus namun tidak punya relasi pada ‘ditangkap’ oil company asing’. Sarjana tanpa relasi seperti ini sebelumnya sudah terbiasa hidup prihatin, makanya ketika dia tahu bayarannya di oil company asing cukup besar, dia jadi bekerja dengan sangat giat dan orang2 seperti inilah yang membuat oil company asing bisa terus bercokol di Bumi Indonesia. Sementara itu, sarjana pemalas namun punya relasi tadilah yang akan terus menggerogoti Pertamina.

Itu siapa yang salah? Direksi Pertamina kah yang membiarkan penyakit menahun tersebut berlarut2? Atau HRD yang tidak becus, mata duitan, dan takut sama atasan? Atau malah sang sarjana tanpa relasi yang tidak cukup punya rasa nasionalisme untuk terus mencoba masuk Pertamina?.”

Saya jadi ingat, suatu saat saya membaca post di Kaskus. “Ketika suatu oil company, entah itu lokal atau asing, yang beroperasi di Indonesia memperkerjakan orang Indonesia dan orang asing, entah itu bule, orang India, atau orang Asia Timur, pasti salary diantara orang Indonesia dan orang asing itu berbeda, walaupun spesifikasi kemampuan dan pengalamannya sama persis. Bahkan kadang2, misalnya, ahli wireline Indonesia yang sudah berkecimpung 10 tahun di field digaji 2.000 dollar sebulan, sementara itu bachelor bule bau kencur yang masih kikuk dan kadang2 suka hampir merusakkan alat digaji 10.000 dollar sebulan.

Ketika hal tersebut terjadi, siapa yang salah? Apakah Departemen Ketenagakerjaan yang tidak kepikiran dengan masalah ini dan tidak mengeluarkan regulasi khusus tentang ini? Apakah HRD nya yang terlalu mengagung2kan orang asing namun tidak tahu kenyataannya di lapangan? Atau para ahli lokal yang tidak pandai berdiplomasi untuk menuntut kesetaraan?

Cerita Proposal Tugas Akhir Saya

0 Comments

Tanggal 26 Maret kemaren, saya barusan melakukan presentasi proposal Tugas Akhir. Mungkin kalo detil teknis dan generalnya sudah diposting oleh Aa Tege di kandangnya dengan judul yang lumayan mirip. Kebetulan saya dapet reviewer yaitu Pak Dr. Suharto dan Mas Andi Dharmawan, M.Cs.

Jadi saya mendapat saran dari kedua reviewer tersebut. Saran dari Pak Harto yaitu, motornya dipilih yang bisa diset secara gampang ke kecepatan yang mau digunakan. Jadi kalo misalnya saya mau make di 500 rpm, maka akan ngawur kalo saya beli motor yg 10.000 rpm. Ternyata tidak seperti yang saya duga, kalo kita punya motor 10.000 rpm dan PWM antara 0000-FFFF, maka kecil kemungkinan motor mau berputar kalo kita kasih PWM cuma BB8 alias 3000 untuk mendapatkan 500 rpm. Karena ini berhubungan dengan torsi motor. Sayang sekali saya tidak terlalu memperhatikan waktu kuliah Mekatronika. Untung saja Pak Harto mau berbaik hati mau memberi tahu saya.

Kalo dari Mas Andi, beliau lebih menekankan ke arah software dan antarmukanya, beliau memastikan apakah saya memakai konektor yang sesuai antara HMI Visual Basic dan database MySQL nya. Dan kalo bisa nanti HMI yang saya bikin harus se user firendly mungkin. Juga jangan lupa alarm dan 12 golden rules of SCADA. Saran terakhir dari beliau, latar belakanganya harus fokus ke masalah yang mau saya teliti, gak usah terlalu banyak tetek bengek rumus kimia.

Untuk mendapatkan acc dari kedua reviewer tersebut, saya tinggal menambahkan saran tadi ke proposal saya. Dan tadi pagi, alhamdulilah revisi proposal Tugas Akhir telah terkumpul dengan cantik di Mbak Septi.

Ini cerita proposal Tugas Akhir ku, apa cerita proposal tugas akhirmu?

Njedet

0 Comments

Kalau kata wikipedia, konslet, korsleting, hubungan pendek, atau short, adalah suatu hubungan dengan tahanan listrik yang sangat kecil, mengakibatkan aliran listrik yang sangat besar. Biasanya, konslet terjadi apabila terminal positif dan negatif dari suatu sumber listrik terhubung.

Nah berkaitan dengan konslet ini, saya punya beberapa pengalaman yg tidak terlupakan seumur hidup saya. Pertama, dulu waktu saya masih kecil, saya sangat curious apapun yg berkaitan dengan lisrik. Saking penasarannya, kabel radio lawas punya eyang saya, saya kelupas lalu saya sambungkan, lalu saya tancepkan ke colokan. Dan hasilnya listrik serumah pun mati mendadak.

Kejadian tersebut kira2 ketika saya kelas 1-2 SD. Lalu lama sekali sampai kira2 kuliah semester 3. Hari itu adalah praktikum Elektronika I. Dengan materi gerbang EX-OR. Partner praktikum saya waktu itu Arya. Karena capek, saya salah nancepin pin ground ke -12 V. Dan akhirnya, tercium bau gosong dan keluar asap dari breadboard yg kita gunakan untuk nancepin IC. Karena panik, kita hanya bisa meniup asap yg keluar agar cepat hilang dan mengipasi breadboard dengan modul agar bau gosongnya cepat hilang. Akhirnya, IC AND seharga Rp 2.500 tersebut meleleh bagian bawahnya.

Lalu kira2 1 tahun kemudian, waktu itu saya, Ferry, dan Holand iseng2 ikut lomba robot line follower. Kisahnya sudah pernah saya post beberapa waktu yg lalu. Waktu itu robotnya masih gembel, solderannya banyak yg gak bener. Karena deadline sudah dekat, saya pun secara emergency nyolder dadakan sistem minimum nya. Lalu saya tancepkan LCD ke minimum, tombol power dinyalakan, dan… Keluar asap dari LCD. LCD seharga Rp 60.000 itu pun almarhum seketika.

Selanjutnya kira2 setahun kemudian lagi, tepatnya Februari lalu, waktu itu saya dan Holand nggarap PKM di kos Faqih. Kali ini masih berhubungan dengan LCD, dan gara2 solderan yg busuk. Saya ngecek solderan apakah menyambung atau tidak dengan multi. Gak ada yang nyambung. Lalu coba ukur voltase keluaran dari mikro apakah emang sudah ngalir ke sensor. Waktu itu rangkaian dalam keadaan hidup. Dan ketika saya tunyukkan probe multi ke pin mikro, tiba2 keluar bau gosong dan sensor yg dipegang sama Faqih jadi panas. LCD yg terpasang di minimum pun juga wafat.

Lalu, yang terakhir waktu saya dan Frengius nggarap PLC di BATAN. Karena nilai suhu dari Autonics gak kebaca2 dan kami berpikir ada yg salah dengan PLC nya, maka kami main colok saja Autonicsnya dengan PLC di panel instrumen yg sudah jadi, dengan power supply dari luar. Ketika dihidupkan, muncul suara jeritan dari power supplynya. Frengius pun dengan panik berteriak. Dan saya dengan sigap mencabut kabel power supply. Alhamdulilah kali tidak ada pihak manapun yg dirugikan, tidak ada komponen yg terpanggang, dan PLC nya tadi pagi pun masih bisa digunakan. Tentang kejadian lengkapnya baca postingan sebelum ini.

Untuk kejadian korsleting alias short ini, para teknisi di BATAN punya istilah khusus, yaitu “Njedet”. Tapi istilah njedet ini tidak khusus untuk konsleting saja. Apabila suatu alat apapun yg berhubungan dengan listrik, menimbulkan gejala2 yg mencurigakan seperti bau gosong, keluar asap, atau tergoreng tiba2, baik karena kelebihan beban atau apapun, itulah Njedet. Konslet merupakan salah satu jenis njedet yg cukup berbahaya. Maka untuk adik2 di rumah, kalau mainan listrik jangan sendirian ya, tapi minta bantuan mbahnya, atau adiknya, atau tetangganya. Stay safe ya temen2!

BINGO! Suhunya kebaca!

0 Comments

Tadi sore, tepatnya jam 15.00 tanggal 19 Maret 2012, ada kejadian yg sangat luar biasa bagi saya. Akhirnya PLC yg saya gunakan bisa mbaca nilai suhu dari Autonics! Misteri yg selama hampir satu bulan membayang2i tidur saya akhirnya terpecahkan.

Dulu, ketika saya pertama kali pegang Autonics TK4M B4RN itu, saya sama sekali nggak tahu apa yg harus saya lakukan dengan alat tersebut. Sampe2 masang termokopel saja salah pin nya. Lalu akhirnya berkembang ke gimana cara menghubungkan ke PLC. Selanjutnya ketemu caranya, pake RS485. Pertama ngehubungin pake resistor dulu. Eh ternyata kalo masih one-to-one communication resistor belum diperlukan. Lalu ketemu format datanya, pake format Modbus RTU function 04. Dan itu gak ada di format data deafult PLC nya. Itu stuck selama satu minggu.

Akhirnya googling ketemu caranya di forum official si pabrik PLC nya. Yaitu pake aliran garis keras hard code metode ngakses datanya. Setelah dihubungkan, data yg muncul bukannya data suhu tapi malah FFFF. Dan itu stuck selama satu minggu lagi. Disini ngoprek2 lagi, tanya2 ke temen kampus juga, tapi gak ketemu solusinya. Tanya ke forum facebook malah di bully. Kabel konverter USB to RS232 nya juga ngaco. Sudah 5 kali laptop saya dibikin blue screen ketika selesai mrogram PLC nya. Akhirnya masalah itu sejenak saya lupakan. Satu minggu selanjutnya saya sama sekali gak memikirkan dulu tentang kemejenan progress saya. Saya habiskan waktu nonton video konser.

Dan kemaren Jumat, saya mulai mencoba nggarap lagi dengan ditemani oleh Andi Frengius yg barusan pulang KP dari Pupuk Kaltim. Kemaren Jumat cuma kerja 3 jam an karena kita sudah terlanjur pusing dan puyeng banget.

Dan tadi pagi saya berangkat ke BATAN lagi, dengan niat dan doa semoga ada sesuatu yg bisa ditemukan hari ini. Pak pembimbing disana pun juga mengingatkan kalo awal April sudah harus ada kemajuan. Kami pun semakin shock. Saya berpikir apakah ini salah si PLC yg terlalu canggih. Soalnya di PLC yg dipake sama orang instrumen disana, suhu bisa dibaca dengan baik. PLC yg terpasang di panel pun nyaris kami goreng akibat konslet saking paniknya. Tapi menjelang jam pulang, saya iseng2 ngutak atik setting manual di Autonicsnya. Entah apa yg ada dalam pikiran saya, saya mengubah response time yg dari 28 ke 05. Saya coba program ulang PLC nya. Pencet online monitoring dan, BINGO! Muncul nilai suhunya!

Alhamdulilah deh, brarti besok bisa mulai untuk ngontrol suhunya. Dengan rencana pertama, masak aer. Sekian.

Shoujotachi yo

0 Comments

Untuk semua teman2, kita lulus tahun ini!

Which one of the stars
That are scattered in the sky
Shines the most?
Even if I’m asked such a question,
No one has the answer
Beyond the darkness
There is a light that can’t be seen from here

The frustration and futility
Of keeping on struggling
In a corner of the stage
Are part of your youth, too

Boys,
The dawn will come soon
The future you dreamed of is starting now, wow wow
Boys,
Never give up
Throw away all your sadness
You have to run
With all your might
With all your might!

What is the difference between
The stars that touch people’s eyes
And the ones one doesn’t realize?
Are they so far
That their light doesn’t reach us,
Or is it the clouds’ fault?
One would want a reason

Right now you can’t live like you want
But if you feel irritated and anxious
I will support you

As you worry,
One day we’ll become stronger
Today’s tears are tomorrow’s strength, wow wow
As you worry,
Take a step forward
If you stop it’ll all end there
Do your best
Do your best
You have to believe

Boys,
The dawn will come soon
The future you dreamed of is starting now, wow wow
Boys,
Never give up
Throw away all your sadness
You have to run
With all your might
With all your might!