Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Eksplorasi Migas 101. Part 3 : Drilling

0 Comments
Posted by Taufiq on September 4, 2014 at 6:00 am

Setelah data2 terkumpul, dimulailah proses drilling atau pengeboran sumur. Sebelum ngebor, dibikin dulu drilling plan atau drilling schedule, yang intinya berisi seberapa dalam mau ngebor, teknis2 drilling, dan yang paling penting kapan target selesai ngebornya.

Dalamnya sumur yang mau dibor bisa bervariasi antara beberapa ratus meter saja, sampe ribuan meter. Untuk mengebor sumur, digunakan struktur yang namanya drilling rig. Jaman dulu biasanya digunakan kelly rig, yang motor penggerak bor nya berada di bagian bawah struktur rig. Namun sebagian besar udah digantikan sama top drive motor, dimana motor penggerak bornya digantung di bagian atas struktur rig.

Onshore-Rig-1

Buat menurunkan mata bor sampe ribuan meter tadi digunakan drill pipe. Drill pipe ini juga berfungsi untuk mengalirkan drilling fluid yang biasanya berupa lumpur ke dasar sumur. Buat apa pake lumpur? Gampangnya gini, sumur ini dalamnya ribuan meter, kebayang gak kalo dinding sumur yang udah susah payah dibor ini runtuh. Nah lumpur ini berguna buat mengisi volume sumur supaya tanah dan batuan di sekeliling sumur gak runtuh. Itu adalah fungsi utamanya. Fungsi lainnya ada banyak, buat mendinginkan mata bor, buat ngangkat serpihan tanah dan batuan yang udah dibor naik ke permukaan, dll.

Selama ini dibayangkan kalo sumur itu biasanya ya cuma vertikal aja dari atas ke bawah. Nah di dunia oil and gas, gak jarang ditemui kasus dimana harus dibikin sumur directional atau horizontal, alasannya juga macem2. Misalnya dibawah sebuah desa ternyata menurut survei seismik ada kandungan hidrokarbon, masak iya seluruh penduduk desa disuruh pindah demi bisa ngebor disitu. Nah caranya ya bikin sumur yang dimulai dari samping desa yang ada lahan buat ngediriin drilling rig, kemudian dibor directional miring ke bawah desa tadi. Ato bisa juga karena diatas reservoir yang mau dituju ada formasi batuan yang keras banget dan berbahaya buat dibor, makanya dibikin sumur directional biar gak kena batu tadi.

Sejauh ini kayaknya proses drilling adalah tahap proses eksplorasi oil and gas yang paling beresiko dan berbahaya. Banyak barang2 berat yang digunakan, mulai dari struktur drilling rig nya sendiri, motornya, crane buat ngangkat2 barang, dll. Kemudian juga faktor teknis dan faktor alam, misal drilling fluid gagal menjaga well pressure lebih tinggi dari formation pressure, yaudah terjadi blow out. Kasus blow out paling terkenal di Indonesia ya Lapindo itu.

You can leave a comment, or trackback from your own site.

0 Comments

You can be the first to comment!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *