Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Muara Badak, The Jungle

0 Comments
Posted by Taufiq on April 12, 2013 at 3:35 am

Pertama kali saya datang ke Badak, yang pertama kali saya rasakan adalah udaranya panas sekali. Saya sudah mengira kalau di pulau Kalimantan memang rata2 udaranya lebih panas daripada di Jogja, tapi saya tidak mengira kalo sampe sepanas ini. Ketika di perjalanan dari Balikpapan kesini, di sepanjang perjalanan memang hutan2, dan kelihatan sejuk banget, ya jelas karena di bus pakai pendingin udara, jadi yang terasa adalah udara sejuk.

Secara umum, jangan bayangkan hutan disini kayak hutan di lereng Gunung Merapi, tapi lebih mirip hutan di Gunung Kidul atau Kulon Progo. Tanahnya berstruktur tanah liat.  Cuma bedanya, di kanan kiri jalan banyak pipa2 gas milik VICO yang kadang2 melintang melewati gang2 pemukiman penduduk. Ketika lagi job di site, jangan kaget kalo ngejob sambil di samping unit ada gerombolan sapi yang digembalakan penduduk setempat. Dari Badak ke arah selatan, kita menuju Nilam. Nilam termasuk di daerah aliran sungai Mahakam. Disini kebanyakan rawa2, yang dihuni kawanan berbagai satwa. Saya pernah melihat kera ekor panjang, berang2, elang rawa, biawak, dan katanya juga ada buaya muara. Tapi saya pengen melihat pesut yang katanya dulu pernah banyak di delta sungai Mahakam, yang sekarang populasinya minim dan hampir punah. Saya pengen juga melihat elang dari jarak yang lebih dekat. Tapi sebagai kroco maintenis, kayaknya kesempatan saya untuk melihat berbagai keanekaragaman hayati tersebut bakal minim, karena kedepannya saya lebih banyak work at base.

Tapi ada beberapa bekas area drilling yang gak direklamasi kembali. Jadi dibiarkan terbengkalai dan akhirnya cuma ditumbuhi semak belukar. Dan ditambah lagi penduduk gak boleh memanfaatkan lahan ini. Hal ini sangat sayang banget, padahal kalau boleh dikelola dan diolah kembali, mungkin lahan2 tidur ini dapat menjadi tambahan bagi masyarakat Muara Badak.

Hal yang cukup mengganggu juga adalah nyamuk. Disini ada berbagai jenis nyamuk, mulai dari Anopheles sampai Aides Aygepti. Ukurannya pun jumbo2. Tapi kantin di base menyediakan penangkal biologis untuk nyamuk, yaitu godong kates alias daun pepaya rebus yang tersedia saat sarapan, makan siang, maupun makan malam.

You can leave a comment, or trackback from your own site.

0 Comments

You can be the first to comment!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *