Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Muara Badak, Peternakan Trainee Tukang Ulur Kabel

0 Comments
Posted by Taufiq on April 11, 2013 at 1:41 am

Dulu ketika pertama kali ditemukan gas disini, oil serpis kumpeni atau oilfield service company yang disewa VICO adalah The Smurfs alias Si Biru alias Schlumberger. Namun seiring berjalannya waktu, tampaknya VICO tidak mempunyai cukup dana untuk memakai The Smurfs. Alhasil digunakanlah solusi yang sedikit agak lebih murah namun tetap merk Amerika, yaitu The Reds alias Halliburton. Halliburton mulai masuk ke Badak tahun 2008. Product line service yang di-deploy sama The Reds disini adalah Cementing, Wireline and Perforating, Boots and Coots, sama Tubing Conveyed Perforating. Ada juga Sperry Drilling sama Baroid, tapi kayaknya mereka berdua cuma sekedar numpang lewat alias gak punya base di Badak.

Entah karena disini dianggap sebagai area susah, atau area murah, atau area kacang goreng, Wireline memakai Badak sebagai training ground bagi engineer trainee-nya. Sudah hampir dua bulan saya menjadi kenkyuusei alias trainee di Badak. Sebagai kroco, kami terlihat seperti gerombolan liar. Kami masih ditaruh di berbagai bagian di Base secara bergiliran, seperti di Sonde alias Mechanical Maintenance Lab, Shop Yard, Electrical Maintenance Lab, field job Open Hole, dan field job Cased Hole. Ditambah lagi, bos alias supervisor kami berada di Balikpapan, dan kami harus mengatur sendiri jadwal kerja kami. Dan sebagai kroco, kami harus menyerap ilmu sebanyak2nya sambil melakukan aktifitas yang kelihatan sepele tapi esensial, seperti mencuci truk unit, mencuci tool, angkut2 dan angkat2, pressure test, heat test, dan lain sebagainya. Belum lagi disini juga terdapat trainee gelombang lain. Jadi situasinya terlihat hiruk pikuk oleh kaum berhelm hijau.

Badak Field dan sekitarnya mempunyai beberapa keunikan. Pertama, disini memakai dual tubing pada sumurnya, yang membutuhkan teknik khusus untuk melakukan perforasi atau pembolongan tubing agar gas bisa mengalir keluar. Kedua, pressure bawah tanah sudah cukup tinggi untuk membuat si gas bisa mengalir sendiri ke plantnya. Ketiga, dalamnya sumur bisa mencapai lebih dari 10.000 feet atau kira2 3 km (cukup dalam untuk sumur onshore). Owh iya, disini yang dilakukan adalah land operation, jadi semuanya ya dilakukan di darat, dan unitnya menggunakan truk Kenworth T800 dan T600 custom made. Memang ada beberapa sumur yang terletak di rawa2 delta, namun masih di aliran sungai Mahakam, jadi cuma pake swamp barge saja.

Kegiatan di Shop dan Lab kebanyakan berupa job preparation, maintenance, dan post-job service. Ada beberapa troubleshooting yang dilakukan, tapi sebagai kroco kami baru boleh lihat2 dulu. Sebagaian besar tool2 disini “cuma” mengukur density, resistivity, flow, temperature, induction, dan pressure. Namun jadi kelihatan rumit karena kondisi kerjanya yang cukup harsh (high pressure, high temperature, mud, shock, etc.). Ukurannya pun juga kadang2 gak main2, satu string alias satu rangkaian tool panjangnya bisa sampai 100 m. Soalnya dulu saya kira measurement tool di Wireline itu compact dan kecil kayak tool2 yang kita buat waktu kuliah. Ada juga tool yang mengukur besaran yang baru saya ketahui disini, yaitu porosity, gamma ray, hydrocarbon index, dan ada tool khusus untuk melakukan sampling fluida alias bahan yang berada di formasi.

Untuk field job, pertama saya ikut Cased Hole di site Nilam. Kondisi geografis berupa rawa2 yang dibabat kemudian diurug. Jadi panas banget, dan ditambah tidak ada tempat berteduh selain mobil atau truk unit. Tapi di cabin di dalam unit tempatnya sempit, dan lagi di dalamnya ada company man alias ndoro alias mandor dari VICO. Job waktu itu adalah cek ikatan antara semen dengan casing sumur kemudian perforasi di tubingnya. Sebagai kroco, saya harus siap sedia bantu angkat2, ngambilin tool, nyuci mobil dan nyuci truk. Tapi lumayanlah bisa tahu apa yang dilakukan orang2 field terhadap tool kita, loading charge ke gun carrier, arming gun, rig up rig down tanpa pakai rig alias rigless dan cuma pake truk crane, tahu pressure control equipment, dll. Crew serta engineer-nya juga baik2 dan mau ngajarin.

Kemudian saya ikut job Open Hole, di Nilam juga. Disini dilakukan pengukuran gamma ray, density, porosity, induction, serta sampling fluida. Open Hole job ini lebih berasa, karena kami nginep di area drilling rig. Crew senior, technician senior, sama engineer-nya tidur di doghouse alias peti kemas yang disulap jadi kamar. Sementara itu kroco mumet, technician junior, serta crew junior tidur di mobil. Disini kebanyakan aktifitasnya adalah menunggu dan menunggu, selama proses ambil data alias logging dilakukan. Rig up rig down-nya lebih ribet dan kacau dibanding Cased Hole. Job yangs seharusnya selesai dalam 2 hari harus molor sampai 3 hari karena tool yang digunakan untuk sampling sempet error, untung kami bawa tool back-up nya. Selama menunggu tersebut, saya banyak nanya2 dan ngobrol2 ngalor ngidul sama geologist, drilling crew, sampai ke crane operatornya. Saya juga mencoba untuk memahami proses drilling Open Hole sampai menjadi Cased Hole disini. Karena job Open Hole ini jarang2, jadi mumpung ada kesempatan, kudu dimanfaatin sebaik2nya.

Sekarang saya sudah mulai masuk ke Maintenance Lab, karena sebagai kroco maintenis, disitulah habitat saya nantinya berada. Ada juga beberapa assessment yang harus diselesaikan. Setelah 3 bulan pun, sebenarnya kami masih kroco sampai sekitar 1-2 tahun lagi, dan tidak ada kata berhenti belajar, semuanya bisa diambil ilmunya.

You can leave a comment, or trackback from your own site.

0 Comments

You can be the first to comment!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *