Internet Protocol (IP) adalah protokol yang digunakan untuk mengirimkan data melalui jaringan dengan packet-switched menggunakan Internet Protocol Suite, atau yang biasa disebut dengan TCP/IP.
IP adalah protokol primer pada Internet Layer yang merupakan bagian dari Internet Protocol Suite dan berfungsi untuk mengantarkan protokol datagram yang berupa paket-paket data dari host sumber ke host tujuan berdasarakan alamat keduanya. Untuk tujuan ini, Internet Protocol mendefinisikan metode pengalamatan dan struktur untuk enkapsulasi datagram. Versi major pertama dari struktur pengalamatan ini, sekarang disebut sebagai Internet Protocol Version 4 (IPv4), dan masih dominan dipakai di Internet seluruh dunia. Dan yang direncanakan sebagai penggantinya, yaitu Internet Protocol Version 6 (IPv6) sekarang juga sudah mulai digunakan. Pada tulisan ini, akan dibahas perbandingan-perbandingan antara IPv4 dan IPv6, yang tentu saja akan terdapat lebih banyak keunggulan pada IPv6.
IPv6 menentukan format paket data baru, yang dirancang untuk meminimalkan pemrosesan header paket oleh router. Karena header paket IPv4 dan paket IPv6 secara signifikan berbeda, dua protokol tidak interoperable satu sama lain. Namun, dalam banyak hal, IPv6 merupakan perpanjangan konservatif dari IPv4. Sebagian besar transport dan protokol application-layer hanya perlu sedikit perubahan atau tidak perlu berubah sama sekali untuk beroperasi pada IPv6. Pengecualiannya antara lain adalah aplikasi protokol yang mengandung alamat internet-layer, seperti FTP dan NTPv3.
Ruang Alamat yang Lebih Besar
Fitur yang paling penting dari IPv6 adalah ruang alamat yang jauh lebih besar daripada di IPv4. Panjang alamat IPv6 adalah 128 bit, sedangkan IPv4 hanya 32 bit. Sehingga, IPv6 mendukung ruang alamat 2^128 atau sekitar 3,4 × 1038 alamat. Sebagai perbandingan, jumlah ini kurang lebih 5 × 1028 alamat untuk masing-masing 6,8 miliar manusia yang hidup di 2010. Alamat yang digunakan pada IPv6 memang lebih panjang, namun dapat menyederhanakan alokasi alamat, memungkinkan route agregasi yang lebih efisien, dan dapat mengimplementasikan fitur pengalamatan khusus. Pada IPv4, metode Classles Inter-Domain routing dikembangkan untuk penggunaan yang lebih baik pada ruang alamat yang kecil. Ukuran standar subnet pada IPv6 adalah 2^64 alamat, yang juga merupakan pengkuadratan jumlah seluruh alamat pada IPv4. Dengan demikian, tingkat pemanfaatan ruang alamat yang sebenarnya akan lebih kecil pada IPv6. Manajemen jaringan dan efisiensi routing diperbaiki oleh ruang subnet besar dan agregasi route hirarkis.
Pada IPv4, renumerasi kembali jaringan yang sudah ada untuk penyedia konektivitas baru dengan prefiks routing yang berbeda adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Dengan IPv6, pengubahan prefiks yang dilakukan oleh beberapa router secara prinsip juga bisa menomori kembalu seluruh jaringan karena host identifiers-nya dapat dikonfigurasi sendiri oleh host.
Multicasting
Multicasting, atau transmisi paket ke beberapa tujuan dalam satu operasi pengiriman, adalah bagian dari spesifikasi dasar dalam IPv6. Dalam IPv4 ini adalah fitur opsional walaupun biasanya juga diterapkan. Fitur multicast pada IPv6 memiliki fitur umum dan protokol yang sama dengan fitur multicast pada IPv4. Pada multicast IPv6 juga terdapat perubahan pada kebutuhan untuk protokol tertentu. IPv6 tidak mengimplementasikan IP broadcast tradisional, yaitu transmisi paket ke semua host pada link yang tersambung menggunakan alamat broadcast khusus, dan karena itu tidak mendefinisikan alamat broadcast. Pada IPv6, hasil yang sama dapat diperoleh dengan mengirim paket ke link lokal yang terhubung pada grup multicast pada alamat ff02::1, yang secara analogi sama dengan alamat multicast IPv4 224.0.0.1. IPv6 juga mensupport solusi multicast baru, termasuk meng-embed titik pertemuan alamat-alamat pada alamat grup multicast IPv6 yang menyederhanakan deployment solusi inter-domain.
Pada IPv4, sebuah organisasi akan sangat sulit untuk memperoleh satu saja routable multicast group assignment global. Pengimplementasian solusi inter-domain juga sangat misterius untuk dilakukan. Unicast address assignemnt oleh sebuah internet resigstry lokal pada IPv6 mempunyai sedikitnya 64-bit prefiks routing, jumlah yang sama dengan ukuran subnet terkecil pada IPv6. Dengan assignment yang seperti ini, memungkinkan untuk meng-embed prefiks alamat unicast ke dalam format alamat multicast IPv6, selama blok 32-bit masih tersedia (4.2 milyar multicast group identifiers). Sehingga tiap pengguna subnet IPv6 secara otomatis mempunyai satu set grup multicast routable source-specific global untuk aplikasi multicast.
Stateless address autoconfiguration (SLAAC)
Host IPv6 dapat mengkonfigurasi dirinya sendiri secara otomatis ketika terhubung ke jaringan IPv6 menggunakan router discovery messages pada Internet Control Message Protocol versi 6 (ICMPv6). Ketika pertama yang terhubung ke jaringan, host mengirimkan ajakan permintaan multicast router link-local untuk parameter konfigurasi, jika konfigurasi sesuai, router akan menanggapi permintaan tersebut dengan paket yang berisi parameter konfigurasi network layer.
Jika autoconfiguration alamat IPv6 stateless ini tidak cocok untuk suatu aplikasi, jaringan dapat menggunakan konfigurasi stateful dengan Dynamic Host Configuration Protocol versi 6 (DHCPv6) atau host dapat dikonfigurasi secara statis.
Router menyediakan sebuah persyaratan khusus untuk konfigurasi alamat, karena mereka sering merupakan sumber untuk informasi konfigurasi otomatis, seperti prefiks router. Konfigurasi stateless untuk router dapat dicapai dengan protokol router khusus remunerasi.
Dukungan untuk keamanan network layer
Internet Protocol Security (IPsec) pada awalnya dikembangkan untuk IPv6, namun sekarang sudah tersebar luas pada IPv4, dimana IPsec di rekayasa kembali. IPsec merupakan bagian integral pada protokol dasar IPv6. Dukungan IPsec merupakan bagian wajib pada IPv6, namun hanya opsional pada IPv4.
Penyederhanaan proses oleh router
Pada IPv6, header pakey dan proses pengiriman paket disederhanakan. Meskipun header paket IPv6 berukuran dua kali lebih besar dari header paket IPv4, pemrosesan paket oleh router dibuat lebih efisien, sehingga prinsip end-to-end dari desain Internet terlaksana.
Mobilitas
Tidak seperti IPv4 mobile, IPv6 mobile menghindari triangular routing dan karena itu dapat seefisien IPv6 native. Router IPv6 juga mendukung mobilitas jaringan yang mengijinkan seluruh subnet untuk berpindah ke titik koneksi router baru tanpa renumerasi.
Options extensibility
Protokol header IPv6 mempunyai ukuran tetap (40 oktet). Pilihan diimplementasikan sebagai tambahan header ekstensi setelah header IPv6, yang dibatasi ukurannya hanya seukuran paket secara keseluruhan. Mekanisme header ekstensi menyediakan ekstensibilitas untuk mendukung layanan di masa depan untuk kualitas layanan, keamanan, dan mobilitas, tanpa perlu mendesain ulang protokol dasar.
Jumbograms
IPv4 membatasi ukuran paket sebanyak 65.535 oktet muatan. IPv6 mempunyai dukungan opsional untuk paket yang melebihi batas ini, yang didefinisikan sebagai jumbograms, yang dapat berukuran sebesear 4.294.967.295 oktet. Penggunaan jumbogram dapat meningkatkan performa pada link dengan maximum transmision unit yang tinggi. Penggunaan jumbograms diindikasikan oleh header Jumbo Payload Options.
Kesimpulan
Karena teknologi informasi makin berkembang, pengguna internet juga makin banyak, mau tidak mau, sebentar lagi mungkin IPv4 akan ditinggalkan. Pengembangan IPv6 pun belum berhenti. Dan juga tidak akan tertutup kemungkinan bahwa IPv6 pun suatu saat akan tergantikan oleh Internet Protokol yang lebih modern dan sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang.