Learning is forever
Going where this year?
Akhir-akhir ini saya sering melihat kakak-kakak angkatan saya yang sebentar lagi wisuda berbondong-bondong mencari lowongan kerja. Kebetulan sekali, besok Sabtu tanggal 5 Februari 2011, ECC UGM (Engineering Career Center Universitas Gadjah Mada) akan mengadakan Job Fair di Grha Sabha. Dan mereka pun mulai sekarang sudah bersiap-siap untuk mendaftar di perusahaan-perusahaan yang mereka idam-idamkan.
Saat ini saya memasuki semester ke 6 dalam masa studi saya di Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada (Elins UGM). Rencana saya, 1,5 tahun lagi saya harus lulus dari sini. Dan setelah itu saya berharap bisa bekerja di salah satu perusahaan energi multinasional. Tapi ternyata banyak sekali hambatan, masalah, dan gangguan-gangguan yang harus saya lewati.
3,25. Nilai itu adalah syarat IPK minimal untuk masuk ke perusahaan-perusahaan skala besar. Setelah lolos dari itupun, saya harus bersaing dengan mereka-mereka yang ber-IP dewa (baca: cumlaude) untuk mendapatkan posisi yang saya inginkan. Belum lagi tes fisik, tes bahasa asing, dan tes kemampuan berkomunikasi. Pada saat awal menjadi mahasiswa, saya sudah optimis sekali akan mampu melewati semua itu.
Namun ternyata, kenyataan berkata lain. Pada semester 2, IP saya hancur berkeping-keping. Waktu itu saya langsung terjatuh dan berpikiran untuk langsung cari kerja yang seadanya. Tapi saya ingat, saya masih mempunyai 3 adik yang masih sekolah. Kalau saya menyerah, siapa yang akan membiayai mereka ketika orang tua saya sudah tua dan pensiun nanti? Dan apakah orang tua saya akan bangga, jika saya hanya mempunyai pekerjaan dengan penghasilan yang seadanya? Akhirnya saya bulatkan tekat, saya harus lulus cepat dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Keluarga merupakan sumber motivasi yang tiada habisnya. Dan saya mulai menyusun rencana-rencana untuk memperbaiki kemampuan akademik saya.
Dan perlahan-lahan saya jalankan rencana saya. Saya mulai rutin berangkat kuliah. Di saat teman-teman yang lain masih berbudaya TA (titip absen), saya mulai meninggalkan kebiasaan itu. Ketika saya mendapatkan nilai yang cukup mengecewakan, kadang-kadang saya juga terpikir untuk menyerah. Tapi ternyata yang bernasib seperti ini bukan hanya saya, teman-teman saya pun beberapa juga mengalami hal yang sama. Kami pun membentuk kelompok belajar yang kami namai Biji Bunga Matahari. Kelompok ini berfungsi untuk sharing mengenai pelajaran-pelajaran kuliah dan soal-soal yang diperkirakan akan muncul dalam ujian. Mereka yang sudah bisa mengajari yang belum bisa. Dan kelompok ini pun terbukti cukup efektif dalam mendongkrak nilai kami.
Dan tak lupa yang paling utama, saya harus berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala agar Ia memberikan kelancaran bagi saya untuk menjalankan rencana yang saya susun. Saya jadi ingat suatu quote dalam bahasa Latin, “Ora et labora”, dan satu lagi dalam bahasa Inggris, “We do the best, God do the rest”. Intinya ketika kita bekerja atau belajar, sisihkanlah waktu sedikit untuk memohon kepada Allah. Kehidupan, dunia ini beserta segala isinya adalah milik Allah, dan Allah juga lah yang mengatur jalannya kehidupan ini. Kita bisa bekerja sangat keras untuk mencapai apa yang kita inginkan tanpa berdoa. Tapi jika Allah berkehendak lain, apakah keinginan kita itu bisa terwujud? Dan ternyata, apapun kegiatan yang kita lakukan, apabila disertai dengan doa, akan menjadi kebaikan yang berguna bagi kita setelah kita melanjutkan kehidupan di alam lain nanti.
Dari semua yang panjang lebar tadi, pada intinya menurut saya motivasi dan inspirasi memegang peranan penting dalam kesuksesan kehidupan seseorang. Rencanakanlah sukses anda, cari motivasi untuk mencapainya, inspirasi sebagai penyemangat, dan tak lupa berdoa kepada Yang Kuasa. Keluarga, teman, dan akhirat, itulah motivasi dan inspirasi saya.
You can be the first to comment!