Terhitung 4 hari sejak kemarin Kamis pagi, saya harus menjalani kehidupan full di rumah. Sebabnya adalah infeksi kaki yang menyerang telapak kaki saya. Begini awal mulanya…
Jadi ketika itu Rabu pagi, seperti biasa rutinitas ala seorang unemployed di pagi hari adalah membuka email dan ECC. Tapi alangkah terkejutnya saya ketika si leptop CQ40-104AX kesayangan saya tidak mengeluarkan gambar di layarnya ketika saya hidupkan!
Akhirnya saya pelan2, menyusun rencana, karena jam 1 nya ada futsal. Diputuskan bahwa saya akan membawa si leptop ke service centernya HP Compaq di jalan monjali deket kampus. Lalu beberapa saat kemudian Tajul datang mengambil kartu ECC nya sekalian ngajak sarapan. Tajul sebenernya mau ke pameran komputer di JEC. Tapi saya gak ikut, karena hari sebelumnya sudah ke pameran beli percabangan USB ajaib dengan adaptor DC.
Setelah itu, di sms Hasmi ngajakin ke pameran juga, tapi dia ngajaknya agak siang, padahal siangnya saya mau futsal. Akhirnya gak ikut juga.
Jam 11 saya berangkat dengan peralatan futsal dan si leptop ke service center dulu. Disana ambil nomer antrian, eh ternyata gak ada yang antri, dana saya pun langsung ke mbaknya dan bilang, “Mbak ini tadi pagi saya nyalakan, tapi LCD nya gak nyala bla bla bla bla”. Dan akhirnya si mbak terakhir bilang, “Mas ini LCD nya rusak, biasanya harus diganti, dan biayanya 1.7juta”. Horotoyoh! Darimana ada duit 1.7 juta buat ngebenerin?
Karena masih 1 jam menuju jam 1, saya ke SIC dulu konsultasi sama suhu2 disana. Disana Fajar memberitahu, bahwasanya Rahmanu juga barusan mengalami musibah serupa, dan ternyata harga LCD ganti yg dia beli cuma Rp 850rb. Wah, tapi second. Dan setelah googling2, saya ada kepikiran menjadikan leptop ini sebagai sebuah battlestation. Jadi cuma dicolok monitor saja ke lubang VGA nya, dan tidak ganti LCD.
Dan jam pun mulai beranjak ke angka 1. Saya pun juga beranjak dari SIC ke futsalan. Disana ketika saya mau lari pemanasan, tiba2 di telapak kaki ada rasa sakit. Tapi saya acuhkan. Dan seperti biasa saya maen pendek2, 5 menit-5menit maksudnya. hehehe
Lalu saya disms oleh Gunawan, katanya dia di parkiran Perpus Universitas menemukan burung yang terluka. Saya pun langsung kesana walopun ketika itu futsalnya belum selesai. Saya muter2 di parkiran perpus tapi terlihat Gunawan maupun si burung. Saya sms lagi Gunawan. Dan karena kayaknya ada masalah dengan jaringan oleh operator seluler yang saya gunakan, balasan dari Gunawan pun juga tidak masuk.
Lalu saya kembali ke tempat futsal. Dan lanjut main seperti biasa. Di sela2 istirahat, saya melihat hape dan ada balasan dari Gunawan bahwasanya dia sudah pulang ke kos, dan saya pun membalas tidak menemukan si burung. Lalu rencananya kita akan kembali ke perpus untuk mengambil si burung setelah futsal.
Ternyata futsalnya sampe jam setengah 4, saya pun undur diri terlebih dahulu dari futsal. Dan futsalnya pun disponsori oleh Fika dan Arip. Terima kasih teman2! Eh ternyata saat saya buka sepatu, di telapak kaki saya ada luka, memang agak sakit tapi tidak terlalu menganggu.
Lalu saya ngampiri Gunawan untuk meniliki kembali sang burung. Setelah kami ke perpus lagi, si burung ternyata memang benar sudah raib. Kesimpulan terbaik, si burung sudah bisa terbang atau sudah diambil oleh orang baik hati yang mau merawatnya atau membawanya ke rumah sakit hewan. Kesimpulan terburuk, si burung sudah disate oleh tukang yang masih ada di sekitar perpus yang barusan selesai dipugar. Tapi semoga yang terbaik untuk si burung.
Di kos Gunawan saya kembali kepikiran si leptop. Lalu cari2 lagi sambil numpang di leptop Gunawan, ada LCD CQ40 juga di ngasngus yang harganya cuma 600rb, tapi garansinya cuma 7 hari. Ada beberapa LED second untuk rencana battlestation, tapi sudah sold semua. Lalu ada LED murah yang harganya selisih 200rb dari harga normal, tapi garansi cuma 1 bulan, alias barang dari pasar gelap.
Selanjutnya saya pun makan dulu. Lalu Holand sms untuk ke SIC untuk ngrembuk plan ke Dieng, saya pun ke SIC. Waktu itu saya sama sekali belum merasa bahwasanya kaki saya akan mengalami sebuah problem yang cukup rumit. Dan saya mengusulkan untuk naik motor saja ke Diengnya, untuk menghemat biaya. Setelah beberapa saat, diputuskan untuk naik motor apabila cuaca bersahabat. Apabila tidak bersahabat, bisa dadakan nyewa mobil ke temennya Veo. Di SIC, saya googling2 lagi dan saya putuskan saya akan membuat battlestation saja. Karena nantinya apabila leptop saya bener2 pensiun total, monitornya bisa dijual.
Lalu saya pun pulang, waktu itu hujan agak sedikit deras. Dan begitu sampe rumah langsung naruh motor dan jalan ke JEC. Di tengah jalan, baru terasa ternyata luka di telapak kaki saya agak lumayan, padahal pas itu banyak genangan air yang saya lewati.
Sampe di JEC, langsung cari2 harga, dan menemukan beberapa opsi yang cukup murah. Saya putuskan untuk mengambil LED Acer 16″. Gak usah terlalu besar yang penting cukup untuk menemani hari2 sebagai seorang jobseeker. Lalu saya ambil keyboard dan mouse wireless agar bisa mengakomodir kebutuhan. Dan total yang saya keluarkan, gak sampe setengah harga dari kalo ganti LCD di service center. Memang big blow banget, tapi mau bagaimana lagi, hanya inilah yang bisa saya lakukan di tengah ketidakpastian soal karir saya.
Waktu jalan pulang, ternyata sakit di telapak kaki semakin menjadi2. Sampai di rumah, saya lihat lukanya ternyata semakin melebar di kedua kaki. Saya ingat ternyata belum makan malam. Dan untuk keluar lagi, kedua kaki saya terasa sangat naudzubillah. Tapi saya paksakan untuk keluar. Dan selesai makan, saya mulai mendeploy battlestation saya. Memang sangat berantakan. Saya jajal untuk menjalankan beberapa aplikasi juga lumayan. Lalu saya pun tidur.
Paginya, saya terbangun oleh rasa seperti terbakar di telapak kaki saya. Dan alangkah kagetnya saya ternyata luka di kaki saya menjadi agak keputihan, pertanda terserang infeksi. Dan saya sama sekali susah untuk berjalan. Wah, beberapa rencana selama beberapa hari kedepan tampaknya akan gagal, pikir saya. Dan kemungkinan 80% penyebab dari infeksi ini, adalah malemnya saya ke JEC jalan kaki hujan2 an sambil menginjak genangan air. Padahal paginya saya dua kali diajak ke JEC juga. Dan apabila paginya saya ke JEC, tentu tidak perlu jalan kaki di genangan air. Tapi waktu itu memang saya belum tahu kalo LCD si leptop positif 100% harus diganti.