Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Muara Badak, The Jungle

0 Comments

Pertama kali saya datang ke Badak, yang pertama kali saya rasakan adalah udaranya panas sekali. Saya sudah mengira kalau di pulau Kalimantan memang rata2 udaranya lebih panas daripada di Jogja, tapi saya tidak mengira kalo sampe sepanas ini. Ketika di perjalanan dari Balikpapan kesini, di sepanjang perjalanan memang hutan2, dan kelihatan sejuk banget, ya jelas karena di bus pakai pendingin udara, jadi yang terasa adalah udara sejuk.

Secara umum, jangan bayangkan hutan disini kayak hutan di lereng Gunung Merapi, tapi lebih mirip hutan di Gunung Kidul atau Kulon Progo. Tanahnya berstruktur tanah liat.  Cuma bedanya, di kanan kiri jalan banyak pipa2 gas milik VICO yang kadang2 melintang melewati gang2 pemukiman penduduk. Ketika lagi job di site, jangan kaget kalo ngejob sambil di samping unit ada gerombolan sapi yang digembalakan penduduk setempat. Dari Badak ke arah selatan, kita menuju Nilam. Nilam termasuk di daerah aliran sungai Mahakam. Disini kebanyakan rawa2, yang dihuni kawanan berbagai satwa. Saya pernah melihat kera ekor panjang, berang2, elang rawa, biawak, dan katanya juga ada buaya muara. Tapi saya pengen melihat pesut yang katanya dulu pernah banyak di delta sungai Mahakam, yang sekarang populasinya minim dan hampir punah. Saya pengen juga melihat elang dari jarak yang lebih dekat. Tapi sebagai kroco maintenis, kayaknya kesempatan saya untuk melihat berbagai keanekaragaman hayati tersebut bakal minim, karena kedepannya saya lebih banyak work at base.

Tapi ada beberapa bekas area drilling yang gak direklamasi kembali. Jadi dibiarkan terbengkalai dan akhirnya cuma ditumbuhi semak belukar. Dan ditambah lagi penduduk gak boleh memanfaatkan lahan ini. Hal ini sangat sayang banget, padahal kalau boleh dikelola dan diolah kembali, mungkin lahan2 tidur ini dapat menjadi tambahan bagi masyarakat Muara Badak.

Hal yang cukup mengganggu juga adalah nyamuk. Disini ada berbagai jenis nyamuk, mulai dari Anopheles sampai Aides Aygepti. Ukurannya pun jumbo2. Tapi kantin di base menyediakan penangkal biologis untuk nyamuk, yaitu godong kates alias daun pepaya rebus yang tersedia saat sarapan, makan siang, maupun makan malam.

Muara Badak, Peternakan Trainee Tukang Ulur Kabel

0 Comments

Dulu ketika pertama kali ditemukan gas disini, oil serpis kumpeni atau oilfield service company yang disewa VICO adalah The Smurfs alias Si Biru alias Schlumberger. Namun seiring berjalannya waktu, tampaknya VICO tidak mempunyai cukup dana untuk memakai The Smurfs. Alhasil digunakanlah solusi yang sedikit agak lebih murah namun tetap merk Amerika, yaitu The Reds alias Halliburton. Halliburton mulai masuk ke Badak tahun 2008. Product line service yang di-deploy sama The Reds disini adalah Cementing, Wireline and Perforating, Boots and Coots, sama Tubing Conveyed Perforating. Ada juga Sperry Drilling sama Baroid, tapi kayaknya mereka berdua cuma sekedar numpang lewat alias gak punya base di Badak.

Entah karena disini dianggap sebagai area susah, atau area murah, atau area kacang goreng, Wireline memakai Badak sebagai training ground bagi engineer trainee-nya. Sudah hampir dua bulan saya menjadi kenkyuusei alias trainee di Badak. Sebagai kroco, kami terlihat seperti gerombolan liar. Kami masih ditaruh di berbagai bagian di Base secara bergiliran, seperti di Sonde alias Mechanical Maintenance Lab, Shop Yard, Electrical Maintenance Lab, field job Open Hole, dan field job Cased Hole. Ditambah lagi, bos alias supervisor kami berada di Balikpapan, dan kami harus mengatur sendiri jadwal kerja kami. Dan sebagai kroco, kami harus menyerap ilmu sebanyak2nya sambil melakukan aktifitas yang kelihatan sepele tapi esensial, seperti mencuci truk unit, mencuci tool, angkut2 dan angkat2, pressure test, heat test, dan lain sebagainya. Belum lagi disini juga terdapat trainee gelombang lain. Jadi situasinya terlihat hiruk pikuk oleh kaum berhelm hijau.

Badak Field dan sekitarnya mempunyai beberapa keunikan. Pertama, disini memakai dual tubing pada sumurnya, yang membutuhkan teknik khusus untuk melakukan perforasi atau pembolongan tubing agar gas bisa mengalir keluar. Kedua, pressure bawah tanah sudah cukup tinggi untuk membuat si gas bisa mengalir sendiri ke plantnya. Ketiga, dalamnya sumur bisa mencapai lebih dari 10.000 feet atau kira2 3 km (cukup dalam untuk sumur onshore). Owh iya, disini yang dilakukan adalah land operation, jadi semuanya ya dilakukan di darat, dan unitnya menggunakan truk Kenworth T800 dan T600 custom made. Memang ada beberapa sumur yang terletak di rawa2 delta, namun masih di aliran sungai Mahakam, jadi cuma pake swamp barge saja.

Kegiatan di Shop dan Lab kebanyakan berupa job preparation, maintenance, dan post-job service. Ada beberapa troubleshooting yang dilakukan, tapi sebagai kroco kami baru boleh lihat2 dulu. Sebagaian besar tool2 disini “cuma” mengukur density, resistivity, flow, temperature, induction, dan pressure. Namun jadi kelihatan rumit karena kondisi kerjanya yang cukup harsh (high pressure, high temperature, mud, shock, etc.). Ukurannya pun juga kadang2 gak main2, satu string alias satu rangkaian tool panjangnya bisa sampai 100 m. Soalnya dulu saya kira measurement tool di Wireline itu compact dan kecil kayak tool2 yang kita buat waktu kuliah. Ada juga tool yang mengukur besaran yang baru saya ketahui disini, yaitu porosity, gamma ray, hydrocarbon index, dan ada tool khusus untuk melakukan sampling fluida alias bahan yang berada di formasi.

Untuk field job, pertama saya ikut Cased Hole di site Nilam. Kondisi geografis berupa rawa2 yang dibabat kemudian diurug. Jadi panas banget, dan ditambah tidak ada tempat berteduh selain mobil atau truk unit. Tapi di cabin di dalam unit tempatnya sempit, dan lagi di dalamnya ada company man alias ndoro alias mandor dari VICO. Job waktu itu adalah cek ikatan antara semen dengan casing sumur kemudian perforasi di tubingnya. Sebagai kroco, saya harus siap sedia bantu angkat2, ngambilin tool, nyuci mobil dan nyuci truk. Tapi lumayanlah bisa tahu apa yang dilakukan orang2 field terhadap tool kita, loading charge ke gun carrier, arming gun, rig up rig down tanpa pakai rig alias rigless dan cuma pake truk crane, tahu pressure control equipment, dll. Crew serta engineer-nya juga baik2 dan mau ngajarin.

Kemudian saya ikut job Open Hole, di Nilam juga. Disini dilakukan pengukuran gamma ray, density, porosity, induction, serta sampling fluida. Open Hole job ini lebih berasa, karena kami nginep di area drilling rig. Crew senior, technician senior, sama engineer-nya tidur di doghouse alias peti kemas yang disulap jadi kamar. Sementara itu kroco mumet, technician junior, serta crew junior tidur di mobil. Disini kebanyakan aktifitasnya adalah menunggu dan menunggu, selama proses ambil data alias logging dilakukan. Rig up rig down-nya lebih ribet dan kacau dibanding Cased Hole. Job yangs seharusnya selesai dalam 2 hari harus molor sampai 3 hari karena tool yang digunakan untuk sampling sempet error, untung kami bawa tool back-up nya. Selama menunggu tersebut, saya banyak nanya2 dan ngobrol2 ngalor ngidul sama geologist, drilling crew, sampai ke crane operatornya. Saya juga mencoba untuk memahami proses drilling Open Hole sampai menjadi Cased Hole disini. Karena job Open Hole ini jarang2, jadi mumpung ada kesempatan, kudu dimanfaatin sebaik2nya.

Sekarang saya sudah mulai masuk ke Maintenance Lab, karena sebagai kroco maintenis, disitulah habitat saya nantinya berada. Ada juga beberapa assessment yang harus diselesaikan. Setelah 3 bulan pun, sebenarnya kami masih kroco sampai sekitar 1-2 tahun lagi, dan tidak ada kata berhenti belajar, semuanya bisa diambil ilmunya.

Muara Badak, Disedot Sampai Habis

0 Comments

Muara Badak, adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Terletak di delta sungai Mahakam, konon kecamatan ini adalah salah satu kecamatan yang terkaya di Indonesia. Dibawah permukaan tanah di kecamatan ini, terdapat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, yaitu gas alam. Gas alam disini katanya ditemukan pertama kali sejak tahun 1972 sama Huffington Company Indonesia, sebuah owner kumpeni dari Amerika. Gas alam disini diolah di Badak LNG Plant di Bontang yang jaraknya kira2 56 km ke utara. Dan sejak tahun 1977, Badak LNG Plant ini menjadi salah satu pemasok gas alam terbesar untuk pembangkit listrik dan industri di Jepang.

Huffington Company Indonesia, sekarang berubah nama jadi Virginia Coconut Oil, eh Virginia Indonesia Company alias VICO, dan masih memegang konsesi gas alam di kecamatan Muara Badak dan sekitarnya. Cadangan gas alam di area VICO ini sudah terhitung sebagai mature fields, sehingga produksinya jadi makin lama makin berkurang. Maka VICO berusaha menggenjot (atau menyedot) sumur2 lamanya lebih kencang lagi, dan mencoba peruntungan membuat sumur2 baru di wilayahnya.

Namun beberapa minggu di Badak, saya melihat masyarakat sekitar belum menerima hasil dari penyedotan kekayaan mereka secara maksimal. Walaupun katanya kecamatan terkaya, tetapi anak SD harus berjalan kaki ke sekolahnya melewati jalanan berdebu yang dilewati kendaraan berat setiap hari. Lahan2 bekas eksplorasi dan drilling yang tidak ditanami kembali. Tidak ada rumah sakit, cuma klinik seadanya di Kantor VICO. Padahal gas dari Badak sudah membantu Jepang menjadi negara industri termaju di Asia. Kumpeni2 asing yang disewa sama VICO pun juga ambil keuntungan yang tidak sedikit. Sebentar lagi ketika gas di Badak sudah habis disedot sama VICO, akankah Muara Badak tetap menjadi salah satu kecamatan terkaya di Indonesia?

Different Creature. New Challenges. Same Attitude.

0 Comments

We must be careful here. In the Reds, beside the Big Red One, there are also Khmer Rouge. Friendly from outside, deadly inside. When we facing the Big Red One, we are always stuffed with the idea that they are evil, they are the enemy. But, we don’t know exactly how they are. Some of them are like the Princes of Darkness, but some of them still have a good mind. But when we dealt with Khmer Rouge, they just want to make our self always wrong, that we are stupid, that they need to wash our brain like washing dirty coverall. And the Princes of Darkness, as long as we don’t involved with their field of work, we are safe.

This Khmer Rouge, we will doing many things with them, we will meet them everyday, we will work with us, and their work result will passed to us. So we need to make a new strategy. We don’t really need to completely obey and submit to them, we just have to make ourselves as if we follow their will.

We are well adapted to situation like this. We have survived many condition that worse than this. As our level rise up, the challenges also increased. And we will meet each of these new challenges with the same aggressive attitude.

Google Knew Your Birthday

0 Comments

Kemaren buka Google, dan di halaman depannya ada Google Doodle ini.

 

birthday12-hp

 

Ternyata si Google tahu hari kelahiran saya, ya berdasarkan tanggal lahir di akun Google. Sampe segitunya pun juga diurusin oleh mereka. Begitu niatnya para software engineer mereka.

Yah semoga dengan makin tuanya saya, saya bisa lebih berguna di dunia ini. Amin.

A New Life

0 Comments

Dua minggu lalu, saya berpamitan dengan bapak, ibu, kakek, dan nenek saya untuk pergi mencari penghidupan baru. Dan kota Yogyakarta yang telah membesarkan saya selama 22 tahun ini. Dengan Stasiun Tugu sebagai perantara.

Dan saat ini, saya sudah berada di pulau yang berbeda. Tahapan baru dalam hidup saya baru saja dimulai. Bismillahirahmanirahim.

Happy 3rd Birthday My Kandangbuaya!

0 Comments

Bulan ini, kandang saya tercinta ini genap berusia 3 tahun. Banyak suka duka yang saya tumpahkan disini. Banyak juga eksperimen yang saya lakukan disini, terutama waktu awal-awal punya kandang. Teman-teman yang dulu seangkatan melu ngandang, ada yang masih rutin ngandang, ada yang hanya kadang-kadang saja, dan ada juga yang sudah undur diri.

Kandang ini tempat saya bisa belajar menulis, dan belajar mengutarakan apa yang ada di dalam pikiran saya. Memang saya bukan seorang avid-blogger. Tetapi setidaknya ada sesuatu dari seorang topx666 yang dapat dilihat dari reflesi ketikan keyboard saya disini, yang tidak terlihat dari social media saya yang lain.

Kandang ini mencerminkan perjalanan saya, mulai dari awal 2010 yang sedang seneng-senengnya sama linux dan programming, kemudian merambat mulai seneng elektronika dan instrumentasi (biar nyambung sama kuliahnya, hehehe), kemudian gambaran lika-liku mencapai kelulusan dari kampus tercinta. Dan yang tidak berubah, tentu soal musik dan petualangan, yang saya akan selalu suka sampai kapanpun.

Untuk harapan memasuki tahun keempat ini, semoga jadi lebih rajin ngandang, dan memaksimalkan fasilitas dan fitur-fitur yang sudah disediakan oleh komandan kandang. Dan semoga ketika kelak nanti, ketika saya melihat kandang ini, Long live Kandangbuaya!

Movie Quotations in Shai Hulud’s Song

0 Comments

Kira2 setahun ini, saya kembali suka ngulik2 lagu2. Dan ada satu artis pelopor metallic hardcore alias metalcore generasi awal yang menarik saya, yaitu Shai Hulud. Dulu waktu jaman2 seneng2nya sama melodic death metal (sekarang juga masih ding :p). Saya mendengar Shai Hulud sebagai salah satu influence utama dari metalcore jaman sekarang, tapi waktu itu belum nyari lagu2nya. Setelah saya mendapatkan beberapa albumnya (soft copy nya maksudnya), ada beberapa lagu yg cukup menarik. Lagu2 ini mengutip dialog2 dari dari film2 hollywood. Saya melihat lirik lagu Shai Hulud bersentimen positif dan membangun, dan dialog2 yg dikutip ini juga semakin memperkuat lagu2 ini. Berikut beberapa dialog film yg dikutip oleh Shai Hulud pada lagu2nya.

Pada album That Within Blood Ill-Tempered :

“There’s a time for fighting, and there’s a time for singing. Now you teach us to sing” – This Song: For The True And Passionate Lovers Of Music, dikutip dari Spartacus (1960)

“The human race, the deterioration of the spirit of man. Man undermining himself, causing a self-willed, self-imposed, self-evident self-destruction” – Two And Twenty Misfortunes, dikutip dari The Prisoner of Second Avenue (1975)

“Brothers and sisters, the time has come for each and every one of you to decide whether you are going to be the problem, or whether you are gonna be the solution!” – Ending The Perpetual Tragedy, dikutip dari konser MC5 di Detroit tahun 1968.

Pada album A Profound Hatred of Man :

“Courage. Strength. Conviction. We will meet each new challenge with the same aggressive attitude” – Faithless Is He Who Says Farewell When the Road Darkens, dikutip dari RoboCop (1987)

“A hell exists on earth? Yes. I won’t live in it” – If Born from This Soil, dikutip dari Glengarry Glen Ross (1992)

“Hate! About hate! About hate! About hate!” – Set Your Body Ablaze, belum tahu dikutip dari mana :p

Pada album Hearts Once Nourished With Hope And Compassion :

“It’s gonna be cold. It’s gonna be gray. And it’s gonna last you for the rest of your life” – Solely Concentrating On The Negative Aspects Of Life, dikutip dari Groundhog Day (1993)

Kemungkinan besar sih ini belum semuanya, mungkin besok kalo nemu lagi deh. Film2 diatas gak semuanya terkenal, tapi kutipan2 dialog diatas sangat memperkuat karakter lagunya Shai Hulud. Dan ini esensial kalo menurut saya.

Bersepeda ke Utara

0 Comments

Kesibukan saya selama proses mencari pekerjaan 6 bulan ini : tidak ada. Tetapi ada aktifitas yang saya sangat menyukainya dan saya lakukan rutin hampir tiap minggu selama ini, yaitu bersepeda. Saya bersepeda dari rumah menggunakan sepeda gunung abal Wimcycle Roadchamp saya.

Dulu pas awal 2012, rute yang paling sering saya lewati adalah menuju bandara. Kemudian pernah juga menuju kaki Pegunungan Seribu, baik lewat Piyungan Selatan, atau lewat Piyungan Utara-Prambanan. Lalu pernah juga ikut Jogja Last Friday keliling kota di malam hari. Menyusuri selokan ke arah timur sampai Candi Prambanan pernah juga dilakukan. Kemudian menyusuri rel kereta api, baik ke arah barat dengan pol mentok sampai stasiun Tugu, atau ke arah timur dengan pol mentok sampai stasiun Prambanan juga.

Tetapi rute yang paling saya sukai dan sangat bikin ketagihan adalah rute ke utara. Dalam rute sepeda ke utara, saya bagi menjadi dua. Yaitu rute barat, dan rute timur. Rute timur adalah yang paling sering. Dulu saya pertama kali ketagihan rute timur ketika bersepeda ke arah Stadion Maguwoharjo. Sebenarnya saya bersepeda ke Maguwoharjo pertama kali waktu SMP. Waktu itu saya sudah sangat kecapekan, tetapi saya masih sangat penasaran. Bagaimana kalau terus ke utara lagi.

Dan akhirnya beberapa bulan yang lalu saya akhirnya merealisasikan rencana itu untuk pertama kalinya, yaitu di postingan ini. Ketika itu sangat capai sekali, dan karena musim kemarau, udaranya panas dan kering. Tetapi itu tidak menyurutkan niat saya dan sparring partner sepeda rutin saya, Dani. Dan akhirnya kami berhasil sampai ke Kalikuning. Beberapa kali kami ke utara, kadang2 juga ditemani Tajul.

Dulu waktu pertama kali ke Kalikuning, saya mencoba dari rute paling timur, yaitu mulai ke utara dari Candi Sambisari. Kemudian perlahan kami menemukan rute terpendek setelah mencoba beberapa rute timur yang terbarat dari kampus kami, UGM, ke arah timur pelan-pelan setelah beberapa kali bersepeda. Rute terpendek itu sudah saya cek di Google Maps, dan memang yang terpendek dan tercepat dari rute-rute yang sebelumnya saya lewati.

Dan rute yang terpendek itu, kalau dari rumah kami yang dekat JEC, adalah ke utara lurus dari JEC, sampai ke Seturan. Kemudian dari Seturan lurus, sebelum Minomartani berbelok ke arah Embung Tambak Boyo. Dari Tambak Boyo ke utara melewati jalan sawah pinggir sungai. Dan dari kejauhan terlihat Candi Gebang. setelah itu kami hanya mencari jalan dan belokan terdekat menuju utara. Di sepanjang rute akan melewati semacam hutan, yang ketika saya pertama kali lewat saya cukup takjub, karena di tengah Kabupaten Sleman ada hutan yg tidak dimanfaatkan kayunya seperti ini, padahal masih jauh dari Gunung Merapi. Lalu rute akan melewati perkebunan salak. Kemudian setelah itu hanya ada satu rute yang terdekat untuk menuju Kalikuning, yaitu melewati jalan lurus setelah Pom Bensin Morolejar. Untuk menuju Merapi Golf, bisa melewati jalan kampung yg tembusannya dari pertigaan setelah Morolejar ke timur kemudian ke utara.

Setelah Morolejar ini sebenarnya adalah the Real Start, terutama setelah melewati SMA N 1 Cangkringan. Disini kami pernah diledek oleh duo pesepeda balap bule dengan kata-kata, “Put on man!” karena kami hanya menuntun sepeda kami, bukan mengayuhnya. Setelah itu ikuti jalan saja, dan akan mencapai perempatan legendaris dengan baliho bergambar Mbah Maridjan di samping Kantor Desa Umbulharjo. Disini silahkan ke utara untuk menuju Kalikuning. Dan tanjakannya adalah the Real Real Start. Setelah melewati gerbang retribusi, bisa ke arah barat untuk ke Plunyon, atau ke utara terus untuk ke Dusun Mbah Maridjan dengan Lava Tour-nya. Yang belum kami selesaikan sebenarnya adalah dari gerbang Lava Tour ke utara sampai titik terakhir untuk wisatawan.

Di perjalanan pulang, anda akan merasakan sensasi down-hill yang tiada duanya, karena anda mengayuh sendiri sepeda anda menanjak ke utara, bukan naik pick-up atau mobil. Untuk sepeda, saya sarankan memakai sepeda gunung standar, yang biasa saja sudah cukup. Jangan sekali-sekali memakai fix gear atau fixie, karena teman saya pernah memakai sepeda jenis ini untuk ke utara dan hasilnya adalah fail. Topi agar kepala terhindar dari sengatan matahari, dan sepatu (opsional).

Di postingan selanjutnya akan saya jelaskan tentang rute barat, yang menuju Bukit Turgo. Dan postingan berikutnya lagi, akan saya ceritakan cerita di balik dan selama dan yang saya temui, saya lihat, dan saya jumpai selama saya bersepeda ke utara.

Untuk foto-fotonya, akan menyusul saat saya sudah mendapatkan akses atas internet dengan kecepatan yang lebih memadai.

Salam genjot! 😀

Sarjana Anyaran

0 Comments

Sudah hampir satu bulan sejak saya dikukuhkan sebagai seorang Sarjana Sains oleh Pak Dekan di GSP. Sebelum itu pun saya juga sudah mencoba memasukkan lamaran (baca: ngeklik) untuk berbagai lowongan yang ada di ECC. Saya juga udah memasukkan lamaran yang bukan dari ECC. Beberapa ada yang terpanggil, beberapa ada yang tidak. Tapi untuk yang bukan dari ECC, Alhamdulilah belum terpanggil semua.

Dan yang terpanggil pun, Alhamdulilah juga semuanya berhenti di tengah jalan. Berikut beberapa tes pekerjaan yang saya jalani (dan tidak saya jalani) sejak habis pendadaran di bulan Agustus.

1. Tripatra, 6-7 September

Ini adalah tes kerja pertama saya. Tesnya diawali dengan presentasi tentang perusahaan. Trus psikotes. Surprisingly bagi saya, psikotesnya lumayan gak terlalu susah. Padahal saya telat datangnya, dan setelah istirahat siang saya juga telat masuknya, karena saya ngurus revisi skripsi ke Batan dulu. Dan malemnya dapet sms, lolos ke tahap interview HRD. Di interview, tampaknya sang interviewer jijik duluan dengan rambut gondrong yang lupa belum saya potong. Dan akhirnya gak lolos ke tahap selanjutnya.

2. IBM Apprenticeship Program, 11 September

Saya memutuskan untuk tidak berangkat, karena tesnya di Jakarta. Dan ternyata JKT48 First Permanent Theater Show-nya gak jadi di tanggal dekat2 itu, dan waktu itu dana belum ada.

3. Adaro Group, OPCC Engineer Preparation Program, 26 September

Disini saya menemukan bagian paling nggilani dari psikotes, yaitu tes Pauli. Sebelumnya yang Tripatra gak pake Pauli, tapi Kraepelin mini, kenapa mini? Karena Kraepelin yang kertasnya tidak terlalu besar dan angkanya lebih sedikit. Dan tampaknya Pauli lah yang menyebabkan saya tidak lolos ke tahap selanjutnya. Saya mengerjakannya pun satu halaman tidak bisa rampung.

4. Pamapersada, 9 Oktober

Setelah presentasi, seperti biasa ada psikotes. Dan psikotesnya lagi2 Pauli minded banget. Dan saya agak sedikit eksperimen, angkanya saya ngawur, dan lumayan bisa sampai halaman sebaliknya. Tapi kayaknya ketahuan, dan saya gak lolos.

5. Indomobil Nissan, 16 Oktober

Saya juga tidak berangkat, karena setelah saya mencari-cari informasi tentang perusahaan ini, yang ditawarkan sangat tidak memadai dan ada beberapa testimoni negatif.

6. Astra International, 18 Oktober

Ini juga, pada waktu itu, saya lagi menggebu-gebunya pengen oil and gas ato mining. Jadi saya hanya menganggap ini angin lalu saja. Dan ditambah saya bangun kesiangan pada hari tesnya.

7. Garuda Indonesia, MT Flight Operation, 20 Oktober

Pada saat saya mencari-cari info, saya sangat kaget, bahwa perusahaan sebesar Garuda Indonesia hanya memberikan amlop sebesar “itu” pada Flight Operatornya. Akhirnya saya pun juga tidak berangkat.

8. Royal Golden Eagle, 20 Oktober

Ini adalah perusahaan milik Indonesian paper mogul, Tanoto. Saya waktu itu ditelpon untuk datang membawa CV dan alat tulis waktu di Job Fair. Ini saya juga agak ragu setelah mencari-cari info, ditempatkan di tengah hutan tanpa fasilitas memadai dan pangan juga harus cari sendiri. Akhirnya tidak saya datangi.

9. Adaro Group, 21-22 Oktober

Alhamdulilah Adaro memanggil saya lagi, kali ini untuk posisi Maintenance Planner. Untuk psikotes, saya lebih tenang karena sebelumnya sudah makan siang. Pauli juga akhirnya bisa sampai di halaman sebaliknya secara mulus. Malamnya dapet sms untuk interview esok harinya. Di interview, saya berusaha untuk segathuk mungkin dengan mas HRD nya. Tapi saya waktu itu belum tau cara untuk mengulur waktu wawancara. Jadi saya cuma 15 menit. Padahal yang lain ada yang sampai setengah jam lebih. Sampai saat ini belum ada kelanjutannya, tapi ya saya nothing to lose saja deh.

10. Daewoo Ship and Marine Engineering, 7 November

Ini adalah kelanjutan dari drop CV dan kirim email waktu Job Fair. Jadi disuruh datang ke Grand Aston. Sampai sana langsung disambut oleh mas2 korea yang pastinya ganteng dan rapi. Interviewnya satu ruangan berempat, bareng anak2 UGM juga, dari Teknik Mesin, Teknik Kimia, dan Teknik Arsitektur. Interviewernya dari user sama HRD nya, orang Korea dan bule (kemungkinan sih eropa timur). Karena waktu itu lagi pilek, dan AC-nya dingin, jadinya suck banget. Dan saya akhirnya menyadari bahwa kemampuan conversation english saya sangat jongkok dan kacau. Ini sempet berharap banyak, karena profile perusahaan dan yang ditawarkan sangat menjanjikan. Tapi akhirnya sampai yg laen dapet pemberitahuan, saya masih nihil. Saya gak lolos.

11. Aisin Indonesia, 27 November

Sebenernya ini saya pengen berangkat, tapi akhirnya gak jadi karena waktu itu ada tanggungjawab komunitas yang harus saya laksanakan. Dan juga waktu cari info juga horor banget.

12. TJB Power Service, Operation and Maintenance Trainee Program, 28 November

Ini tes yang cukup lain daripada yang lain, karena setelah presentasi, ujug2 saya disodori soal Elektronika Analog yang saya sama sekali lupa (bahkan gak tau, karena waktu itu Elektronika II saya capet C, Untai Listrik juga akhirnya dapet C setelah ngulang). Ada soal pilihan ganda dan essay. Akhirnya saya jawab cukup ngawur essay-nya. Dan tidak lolos.

13. Astra Daihatsu Motor, 1 Desember

Ini adalah tes untuk bidang non-energi pertama yang saya datangi. Sebenernya tesnya cukup nyantai, tes numeriknya juga pake Kraepelin. Tapi bukan Kraepelin mini, jadinya saya cukup keteteran. Dan gak lolos juga. Disini saya mencapai titik jenuh psikotes. Banyak kesalahan teknis yang saya kayaknya menyebabkan saya gak lolos. Saya juga sampai bosen gambar yang delapan kotak itu. Bosen juga gambar orang dan pohon.

14. Vopak Indonesia, Operation Trainee Program, 12 Desember

Disini juga agak berbeda. Pertama2 langsung disuruh FGD, dan saya memberanikan diri untuk ikut di kelompok All English, hitung2 sekalian latihan. FGD nya disuruh untuk menentukan Task Force Leader untuk perusahaan yang sedang kritis. Lalu lanjut interview, dan interview nya sama General Manager yang orang Belanda. Dan skill conversation saya yang sangat busuk akhirnya ketahuan disini, saya bingung pas harus njelasin “Describe one reason that we shouldn’t hire you”. Saya sempat speechless agak lama, nyaris satu menit. Yah untungnya sang menejer tidak mengusir saya. Dan seperti yang bisa ditebak, saya juga tidak lulus.

Setelah dirangkum, sudah 9 tes pekerjaan yang saya jalani. Untuk yang tidak saya datangi, tentu saja saya menyerahkan kesempatan untuk mereka yang lebih menginginkan posisi tersebut, dan sudah melakukan persiapan lebih daripada saya.

Yah, target saya sih, akhir tahun ini sudah harus dapat yang jelas. Entah dengan apa, atau yang mana. Dan yang jelas saya akan selalu mencoba, dan berusaha.

Sudah 4 bulan lebih sejak saya pendadaran, 1,5 bulan lebih sejak saya yudisium dan mendapatkan surat keterangan kelulusan, dan 1 bulan lebih sejak saya wisuda. Itu sudah cukup buat saya. Bismillah.