Bacalah

Learning is forever

RSS Feed

Going where this year?

Perbandingan Model TCP/IP dan Model OSI

0 Comments
Posted by Taufiq on April 12, 2011 at 6:40 am

Model OSI dan model referensi TCP/IP memiliki banyak kesamaan. Keduanya didasarkan pada konsep stack protokol independen. Selain itu, fungsi dari layer-layer yang terdapat di dalamnya juga hampir sama. Misalnya, dalam kedua model tersebut terdapat Transport Layer yang berfungsi untuk memberikan layanan transport network-independent end-to-end untuk memproses komunikasi data. Sehingga layer ini membentuk transport provider.

Pada model TCP/IP, protokol-protokol yang ada tidak dedesain secara kaku seperti layer-layer pada model OSI. Pada TCP/IP terdapat 4 layer fungsional yang merupakan turunan dari area operasi protokol pada layer-layer tersebut, yaitu area software application, koneksi transport end-to-end, internetworking, dan direct links menuju node lain pada local network.

Walaupun secara konsep berbeda dari model OSI, layer-layer ini dapat dibandingkan dengan skema layering berikut:

Internet Application Layer             : OSI Application Layer, Presentation Layer, sebagian Session Layer

Transport Layer                                  : sebagian Session Layer, Transport Layer

Internet (Internetworking Layer) : sebagian Network Layer

Link Layer                                              : Data Link layer, Physical Layer, sebagian Network Layer

 

Pembandingan ini berdasarkan pada 7-layer protocol model yang didefinisikan pada ISO 7498.

Meskipun memiliki kemiripan yang fundamental, kedua model tersebut juga memiliki banyak perbedaan. Pada bagian ini kita akan fokus pada perbedaan utama antara dua model referensi tersebut.

Konsep utama pada model OSI adalah:

1. Services (layanan)

2. Interfaces (antarmuka)

3. Protocols (protokol)

Kontribusi terbesar dari model OSI adalah untuk membuat perbedaan eksplisit antara ketiga konsep tersebut. Setiap layer melakukan beberapa layanan untuk layer di atasnya. Konsep dari layanan adalah menyebutkan apa yang dilakukan oleh layer, bukan bagaimana entitas di atasnya mengakses layer tersebut atau bagaimana layer bekerja. Hal ini mendefinisikan semantik dari layer tersebut.

Antarmuka layer mengatakan kepada proses di atasnya bagaimana cara untuk mengaksesnya. Ini menentukan apa saja parameternya dan apa saja hasil yang diharapkan.

Dan yang terakhir, peer protokol yang digunakan pada sebuah layer adalah bagian layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan semua protokol yang diperlukannya, asalkan tugas yang dibebankan padanya selesai. Walaupun layer ini berubah, namun software pada layer diatasnya tidak akan terpengaruh.

Ide-ide ini sangat baik dan sesuai dengan ide-ide modern tentang pemrograman berorientasi objek. Sebuah objek, seperti layer, memiliki seperangkat metode (operasi) bahwa proses luar objek bisa memanggil objek tersebut. Semantik dari metode ini mendefinisikan set layanan yang ditawarkan objek. Parameter metode dan hasil bentuk antarmuka objek. Kode internal untuk objek adalah protokolnya, dan tidak terlihat dari berbagai kepentingan di luar objek tersebut.

Model TCP/IP tidak jelas membedakan antara layanan, antarmuka, dan protokol. Sebagai contoh, layanan nyata yang ditawarkan oleh Internet Layer hanya SEND IP PACKET dan RECEIVE IP PACKET.

Sebagai konsekuensinya, protokol dalam model OSI lebih tersembunyi secara baik daripada di model TCP/IP dan relatif lebih mudah diganti ketika perubahan teknologi terjadi. Mampu membuat perubahan tersebut merupakan salah satu tujuan utama dari protokol berlapis di tempat pertama.

Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol-protokol yang ada sekarang diciptakan. Layer Data Link awalnya hanya berurusan dengan jaringan point-to-point. Ketika jaringan broadcast muncul, sebuah sublayer baru harus dimasukkan ke model. Ketika orang mulai membangun jaringan nyata dengan menggunakan model OSI dan protokol yang sudah ada, ditemukan bahwa jaringan-jaringan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi layanan yang diperlukan , sehingga sublayers yang konvergen harus dijejalkan ke model.

Dengan TCP/IP, hal yang sebaliknya terjadi: protokol diutamakan, dan model hanya menjadi deskripsi protokol yang ada. Tidak ada masalah ketika protokol harus disesuaikan dengan model. Keduanya sesuai dengan sempurna. Satu-satunya masalah adalah bahwa model tersebut tidak cocok dengan stack protokol lain.

Selain perbedaan filosofis yang spesifik, perbedaan jelas antara kedua model adalah jumlah layer: model OSI memiliki tujuh layer dan TCP / IP memiliki empat layer. Keduanya memiliki (inter) network, transport, dan application layer, tetapi layer lainnya berbeda.

Perbedaan lainnya adalah di pada area komunikasi connectionless dengan connection-oriented. Model OSI mendukung komunikasi connectionless dan connection-oriented pada network layer, tetapi pada transport layer hanya mendukung komunikasi connection-oriented. model TCP/IP hanya memiliki satu mode di network layer (connectionless) namun mendukung kedua mode pada transport layer.

Model referensi TCP/IP Model referensi OSI
Didefinisikan setelah penemuan internet Didefinisikan sebelum penemuan internet
Antarmuka, layanan, dan protokol tidak dibedakan dengan jelas Antarmuka, layanan, dan protokol dibedakan dengan jelas
TCP/IP mendukung Internet Internet tidak didukung
Layering bebas Layering ketat
Standar protokol-dependen Standar protokol independen
Lebih kredibel Kurang kredibel
TCP mengantarkan paket, IP tidak mengantarkan paket Semua paket dapat dikirim
Lebih sederhana, hanya ada 4 layer Kompleks, dengan 7 layer

 

Daftar Pustaka

  • Tanenbaum, Andrew S, Computer Networks, Pearson Education Asia, Prentice Hall, New Jersey, 1996
  • http://tools.ietf.org/html/rfc3439
You can leave a comment, or trackback from your own site.

0 Comments

You can be the first to comment!

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *